PATADaily.id - Peralatan makan dari kayu jati dan kayu mahoni yang diproduksi Cikadu Edutourism rupanya semakin diminati masyarakat Indonesia.
Karenanya Cikadu Edutourism pun terus berupaya menjaga kualitas supaya semakin dipercaya wisatawan.
Upaya Cikadu Edutourism dalam menjaga kualitas produk kelompok masyarakat di Destinasi KEK Tanjung Lesung patut diacungi jempol.
Cikadu Edutourism Centre (CEC) merupakan katalis pengembangan kelompok masyarakat desa di sekitar destinasi KEK Tanjung Lesung.
Didirikan pada 2019 lalu oleh para pemuda penggerak wisata di Kampung Cikadu, Desa Tanjungjaya dengan inisiasi dan dukungan penuh dari Badan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung, yakni PT Banten West Java.
"Di masa pandemi covid-19, CEC mengubah strategi bisnisnya dari menjual paket-paket wisata menjadi mengembangkan dan memasarkan produk-produk kerajinan sebagai fokus utamanya," kata Danni Manta, pendamping Desa Tanjungjaya ketika dihubungi patadaily.id, Sabtu (8/8/2020).
Ia mengemukakan, hingga Juli 2020, sudah lebih dari 1.000 item produk terjual secara offline dan online.
Konsumen pun sudah mulai beragam, mulai dari Jawa, Bali, Sumatera hingga Kalimantan, dan terdapat juga konsumen yang berasal dari Amerika Serikat, Jerman, Jepang, dan Korea yang menyukai produk-produk lokal asli dari Desa Tanjungjaya, bufferzone KEK Tanjung Lesung.
"Karena konsumen kami sudah menjangkau kelas ekonomi menengah keatas, kualitas menjadi tantangan buat kami, dimana kami harus mempertahankan kualitas dari produk-produk yang diproduksi oleh kelompok mikro berbasis masyarakat," tuturnya.
Oleh karena itu, lanjutnya sebelum produk sampai ke tangan konsumen, Cikadu Edutourism mendirikan check point di Kawasan Wisata Cikadu yang dijalankan oleh 6 volunteer anak-muda, yang melakukan penyortiran produk dan penambahan finishing agar kualitas produk dapat benar-benar maksimal.
"Mereka akan melakukan pengamplasan kembali sehingga produk menjadi sangat halus, dan mengaplikasikan beeswax 100% foodgrade polish sehingga produk terjamin keamanannya jika digunakan sebagai alat makan. Jika ada pemesanan online, mereka juga yang akan melakukan packing produk. Untuk produk yang belum masuk standar kualitas CEC, kami akan mengembalikan produk tersebut ke kelompok masing-masing untuk diperbaiki kembali. Kami terus berupaya agar produk kami dapat selalu meningkat kualitasnya, dan mendapat kepercayaan dan loyalitas dari semua konsumen. Itu menjadi target kami," urainya. (Gabriel Bobby)