FESTIVAL

Potensi Besar Pariwisata untuk Mendorong Perekonomian Indonesia

post-img

PATADaily.id - Jakarta - Perempuan yang terlibat dalam ekosistem BUMN memiliki peran yang sangat penting dalam kontribusi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

"Sebagai bagian dari BUMN, kami tidak hanya bekerja untuk mencapai target finansial dan keberhasilan perusahaan saja, tetapi juga bagaimana kami dapat memberikan dampak sosial yang lebih luas kepada masyarakat," kata Direktur Utama KAI Services Ririn Widi Astutik kepada PATADaily.id, Minggu (17/8/2025).

Misalnya, lanjutnya, melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), BUMN dan Anak Usahanya juga harus berupaya untuk memperhatikan dan memberdayakan masyarakat sebagai salah satu stakeholders perusahaan, utamanya bagaimana KAI Services bisa memberdayakan UMKM agar dapat memiliki usaha yang dapat menggerakkan perekonomian setempat.

"Dan lebih dari itu kami juga berfokus pada pemenuhan aspek inklusivitas dengan memberdayakan kaum difable untuk menjadi bagian dari frontliner perusahaan dan membantu menyalurkan bakat yang mereka miliki dalam bentuk value creation yang dapat dituangkan dalam karya, di antaranya “Lintas Warna Bag” yang dapat kami jual kepada pelanggan".

Maka, pemberdayaan lainnya juga dapat difokuskan pada aspek pendidikan, kesehatan, dan pengembangan lainnya yang langsung menyentuh masyarakat di sekitar wilayah pengoperasian KAI Services.

Sebagai perempuan, Ririn merasa dirinya memiliki sensitivitas dan kemampuan multitasking yang mendalam, yang memungkinkan ia untuk merancang dan mengimplementasikan program-program tersebut dengan lebih menyeluruh dan inklusif.

"Kontribusi ini tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek sosial dan budaya, menciptakan peluang bagi masyarakat untuk berkembang dan sejahtera," katanya.

Peran perempuan, lanjutnya, dalam BUMN telah berkembang secara signifikan dalam 80 tahun Indonesia merdeka. Pada awalnya, ruang bagi perempuan dalam dunia bisnis dan pemerintahan, termasuk di BUMN, sangat terbatas.

Namun seiring waktu, terutama pasca reformasi dan dengan adanya kebijakan yang lebih mendukung kesetaraan gender, perempuan mulai mendapatkan kesempatan untuk memegang posisi penting dan strategis.

"Hal ini tercermin dari salah satu indikator pemenuhan kinerja BUMN dalam hal mencetak talent Perempuan dan talent muda, dimana diantaranya ada talent perempuan. Tak bisa dipungkiri perempuan di BUMN kini tidak hanya sebagai tenaga kerja, tetapi juga sebagai pemimpin yang turut menentukan arah kebijakan perusahaan, baik dalam hal inovasi maupun dalam mendukung pembangunan nasional. Peran kami semakin terlihat dalam meningkatkan keberagaman perspektif dan pengambilan keputusan yang lebih inklusif, yang tentunya juga berdampak pada kemajuan Indonesia sebagai bangsa," paparnya.

Pada masa mendatang, Ririn berharap perempuan yang terlibat dalam BUMN akan semakin diberi ruang untuk berkembang dan memimpin, bukan hanya di sektor tertentu, tetapi di seluruh aspek BUMN. "Perempuan harus diberdayakan lebih lanjut untuk berperan dalam pengambilan keputusan strategis, peningkatan layanan, pengembangan SDM, pembangunan infrastruktur, pengembangan teknologi informasi dan lainnya," jelasnya.

Ririn juga berharap akan ada lebih banyak perempuan yang memiliki akses kepada pendidikan dan pelatihan khusus, agar mereka bisa menjadi pemimpin yang kompeten dan berinovasi dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

"Ini juga mencakup dukungan kebijakan yang mendukung keseimbangan kehidupan kerja (work life balance), seperti fleksibilitas jam kerja, fasilitas untuk ibu dan anak (day care) serta pemberdayaan ekonomi perempuan yang lebih luas," tuturnya.

Dengan demikian, perempuan akan semakin memperlihatkan kontribusi yang lebih besar terhadap pembangunan. Menurutnya, kendala yang dihadapi sebagai perempuan dalam BUMN cukup beragam. Salah satunya adalah masalah budaya yang masih memandang peran perempuan sebagai pengurus rumah tangga sekaligus pekerja, sehingga seringkali perempuan terjebak dalam peran ganda yang sangat berat.

Selain itu, lanjutnya, di beberapa sektor BUMN, seperti energi atau infrastruktur, dominasi laki-laki masih sangat kuat, yang membuat peran perempuan terkesan lebih terbatas. Seperti contoh, PT KAI, di mana kaum perempuan merupakan kaum minoritas.

"Saya percaya bahwa dengan lebih banyak program mentoring dan pelatihan, kesempatan, serta dukungan dari rekan kerja pria lainnya, diharapkan bisa membantu mengatasi tantangan tersebut," ungkapnya.

Ririn menjelaskan bahwa sektor pariwisata memiliki potensi besar untuk mendorong perekonomian Indonesia. "Sebagai salah satu dirut anak usaha BUMN yang bergerak di bidang transportasi kereta dan layanan, tentunya ini menjadi concern saya bagaimana kami bisa memberikan fasilitas tranportasi yang nyaman dan menyenangkan sehingga masyarakat mau menggunakan moda transportasi kereta api. Langkah yang akan saya lakukan adalah bagaimana mendorong KAI agar dapat berkolaborasi dengan sektor pariwisata untuk menciptakan pengalaman wisata yang lebih terintegrasi, melibatkan teknologi dan platform digital untuk mempermudah akses wisatawan baik domestik maupun internasional," urainya.

Dari sisi KAI Services, tentunya pihaknya akan senantiasa meningkatkan kualitas layanan agar pelanggan merasakan kenyamanan dan kepuasan dalam menggunakan layanan KAI Services, sehingga kereta dipilih menjadi moda transportasi utama guna mendukung kegiatan wisata mereka.

Disamping itu juga perlu didorong peran Pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas infrastruktur, memastikan kenyamanan dan keamanan, serta memperkenalkan potensi pariwisata lokal yang mungkin belum banyak diketahui.

Selain itu, lanjutnya, dengan semakin berkembangnya ekonomi digital, kolaborasi antara Pemerintah, BUMN dan sektor swasta dalam mempromosikan destinasi wisata Indonesia melalui berbagai media sosial dan platform online yang bisa menjangkau wisatawan global juga perlu di intensifkan guna pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. (Gabriel Bobby)

Artikel Lainnya

Banner of PATA - Left Side
Banner of PATA - Right Side