TRAVEL

Ada Virus Corona, Anggota HPI Jakarta Bakal Alih Profesi

Revalino Tobing (Ist)

PATADaily.id - Wabah virus corona yang dimulai dari Wuhan, China dan merebak ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia membuat sektor pariwisata di Tanah Air tampak begitu terpukul.

Adapun pramuwisata di negeri ini menjadi salah satu pihak yang ikut mengalami dampak langsung karena ada pandemi virus corona. "Semua yang ada di sektor pariwisata di Indonesia saat ini tidak bisa kerja karena ada wabah virus corona. Destinasi wisata ditutup. Tidak ada wisatawan yang datang ke destinasi, maka pramuwisata pun juga tidak kerja," urai Revalino Tobing, Ketua DPD HPI DKI Jakarta ketika dihubungi patadaily.id, Kamis (9/4/2020).

Revalino tengah menjelaskan kearifan lokal kepada wisatawan mancanegara apa itu durian dan korelasi filosofi dengan Jakarta (Ist)

Revalino tidak bisa memprediksi kapan wabah covid-19 akan selesai di Indonesia dan di seluruh dunia. Ia mengatakan, pramuwisata di Indonesia freelance sehingga untuk memenuhi kehidupan sehari-hari mereka harus kerja, yakni jadi guide bagi traveler.

Revalino yang memunyai kemampuan berbahasa Inggris dan Spanyol itu menuturkan bahwa tidak menutup kemungkinan pramuwisata akan alih profesi untuk bisa bertahan hidup selama masih ada wabah virus corona di Indonesia.

'Jika Juni belum ada perubahan virus corona belum selesai, maka bisa saja kami, pramuwisata akan alih profesi, seperti menulis buku tentang Jakarta dan Indonesia," ucapnya.

Revalino yang sudah menjadi guide sejak 1995 silam menuturkan bahwa profesi guide itu bercerita. "Kemampuan story telling itu bisa saja membuat ada pramuwisata yang membuat buku," ujarnya.

Ia mengaku kasihan jika ada pramuwisata yang tidak punya kemampuan lain sehingga untuk sementara tidak bisa melakukan job lain selama wabah virus corona belum selesai.

"Saya bersyukur menjadi dosen di sejumlah kampus sehingga kondisi saat ini saya masih ada pekerjaan lain," ungkapnya. Revalino menjelaskan bahwa pihaknya berharap ada kartu pra kerja bagi pramuwisata dari pemerintah selama ada wabah covid-19 di negeri ini.

"Kemenparekraf sudah mulai mendata di DPP HPI. Tidak hanya itu, Disparekraf DKI Jakarta juga sudah mendata anggota HPI DKI Jakarta yang memiliki KTP DKI Jakarta," paparnya.

Ia berharap Kemenparekraf dan Disparekraf DKI Jakarta serius untuk merealisasikan hal tersebut sebab sudah menjadi kebutuhan bagi DPP Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan anggota DPD DKI Jakarta.

"Sebab jika wabah covid-19 sudah selesai di Indonesia, belum tentu wisatawan asing langsung datang ke Indonesia jika di negara mereka pandemi covid-19 belum berakhir," ungkapnya.

Revalino menjelaskan, pramuwisata selama ini sering dipercaya wisatawan mancanegara (wisman) untuk menjadi guide selama wisman traveling di Jakarta dan Indonesia.

"Banyak pramuwisata yang selama ini menjalin hubungan baik dengan wisman sehingga mereka masih komunikasi dengan wisman untuk saling mengetahui kondisi masing-masing mengenai wabah virus corona," tuturnya.

Menurutnya, jika saat ini komunikasi wisman dengan pramuwisata masih seputar wabah covid-19, namun komunikasi yang baik ini akan membuat wisman traveling lagi ke Indonesia setelah pandemi virus corona selesai di masing-masing negara.

"Wisman akan tetap pakai jasa guide ketika mereka datang ke Indonesia. Jadi, pramuwisata akan kembali bekerja memandu turis asing. Banyak wisman yang menggunakan jasa pramuwisata di Indonesia, termasuk di Jakarta karena mereka ingin mendengar langsung dari guide," urainya.

Revalino mengemukakan, pramuwisata tidak hanya sekadar bercerita mengenai sejarah Jakarta dan Indonesia kepada wisman sebab turis asing ingin tahu secara langsung dari orang lokal, yakni pramuwisata yang memandu mereka mengenai kearifan lokal yang di Tanah Air.

"Turis asing memang sudah tahu Jakarta dan Indonesia dari internet. Harus diakui secara teknologi mereka sudah tahu tentang Indonesia dan Jakarta. Namun, begitu mereka traveling di Jakarta dan Indonesia mereka butuh pramuwisata untuk mengetahui kearifan lokal dari orang lokal jadi mereka datang ke Indonesia bukan hanya sebatas memotret," tuturnya.

Ia memberi contoh sebentar lagi Ramadan di Indonesia. Sebelum ada wabah virus corona, wisman ingin tahu dari pramuwisata mengenai kearifan lokal yang ada, seperti budaya buka puasa di Indonesia, termasuk di Jakarta. (Gabriel Bobby)

Artikel Lainnya