TRAVEL

Produk Ekonomi Kreatif dengan Nilai Tambah Ciptakan Pasar Sendiri

Agus H Canny, Ketua Umum Yayasan Hari Pariwisata Dunia Indonesia yang juga Executive Director PATA Indonesia Chapter menjadi opening speech dalam talkshow virtual

PATADaily.id - Sektor pariwisata Indonesia, sudah setahun lebih ini mengalami banyak perubahan dan adaptasi dengan adanya kebijakan new normal di tengah pandemi Covid-19 yang menyerang di berbagai negara.

Mulai dari pembatasan pengunjung, kebijakan baru bagi pengelola tempat wisata, sampai aturan baru bagi para wisatawan.

Namun banyaknya perubahan di tengah pandemi Covid-19 ini pun tidak menyurutkan perayaan Hari Pariwisata Dunia (World Tourism Day) yang diperingati setiap tanggal 27 September, dan kali ini Hari Pariwisata Dunia diperingati dengan acara Talk Show secara berkala setiap tanggal 27 yang dilakukan secara daring.

Kegiatan talkshow ini merupakan rangkaian serial yang telah dilaksanakan sebelumnya dengan berbagai perguruan tinggi.

Swiss German University yang kali ini menjadi tuan rumah dari World Tourism Day Talk Show bekerja sama dengan PATA Indonenesia Chapter dan Yayasan Hari Pariwisata Sedunia-Indonesia serta didukung antara lain oleh Kemenparekraf, EL JOHN Tourism dan Podomoro University, Universitas Pancasila, STP Trisakti, UPH, IPBI, President Univeristy, BINUS, Universitas Gunadarma, UBSI dan STIAMI untuk mewujudkan World Tourism Day Talk Show seri ke-7 ini.

Dengan tema yang bertajuk “Empowering SMES and Creative Economy for National Tourism Sustainability” diharapkan dapat memberdayakan UKM dan Ekonomi Kreatif untuk Keberlanjutan Pariwisata di Indonesia, dalam upaya pemulihan kembali perekonomian pariwisata Indonesia yang sempat terhambat akibat adanya pandemi Covid-19.

Ini adalah momentum yang tepat untuk mendorong kemajuan dibidang pariwisata dengan memaksimalkan potensi UMKM di sektor ekonomi kreatif.

Sebagaimana kreativitas merupakan modal utama dalam menghadapi tantangan global. Bentuk-bentuk ekonomi kreatif diharapkan bisa tampil dengan nilai tambah yang khas, menciptakan “pasar”nya sendiri, dan berhasil menyerap tenaga kerja serta pemasukan ekonomis baik bagi bidang pariwisata maupun bidang ekonomi lainnya.

Hal ini juga diungkapkan oleh Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Muhammad Neil El Himam saat menjadi keynote speaker.

Ia menyampaikan ekonomi kreatif secara tidak langsung mengarahkan dan mencoba menciptakan seorang wirausahawan (entrepreneur) yang handal dalam berbagai bidang.

“Pondasi dari sebuah usaha adalah SDM dan Sumber Daya Alam yang merupakan faktor internal serta ditambah inovasi dan kreativitas yang menambah nilai pada produk yang dihasilkan sehingga mampu bersaing,” ungkap Neil secara daring, Minggu (27/6/2021).
 
Ekonomi kreatif harus segera dibangkitkan kembali di masa pandemi secara komprehensif sehingga mampu melahirkan lingkungan yang mengintegrasikan berbagai pihak baik pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, akademisi, media, sampai institusi keuangan agar dapat kembali mengoptimalkan bidang pariwisata.

Hal serupa juga dituturkan oleh Wakil Rektor bidang Akademik SGU Irvan S Kartawiria, “Pemberdayaan usaha kecil dan menengah atau SMI ini merupakan satu modal juga bagi keberlanjutan pariwisata khususnya di daerah tujuan wisata atau destinasi wisata dan kegiatan ini juga menggerakkan sektor ekonomi warga tidak hanya di daerah wisatanya tetapi di sekitar daerah tujuan wisata tersebut".

Berbagai produk wisata yang ditawarkan memiliki keragaman dan keunikan masing-masing sehingga diharapkan memberikan dampak bagi peningkatan nilai ekonomi masyarakat,” ungkap Irvan.

Untuk membangkitkan kembali Ekonomi Kreatif, Sumber Daya Manusia juga penting untuk diperhatikan. SDM miliki peran penting kembangkan ekonomi kreatif untuk keberlanjutan pariwisata, SDM yang berkualitas dalam sebuah pengembangan yang berawal dari gagasan, ide dan pemikiran.

Maka dari itu, Kemenparekraf juga mendukung pengembangan Ekonomi kreatif melalui berbagai program salah satunya “Bedah Desain Kemasan Kuliner Nusantara (BEDAKAN).

Melalui program ini, Kemenparekraf berupaya untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha pelaku kreatif kuliner nusantara melalui pemahaman fungsi penting kemasan produk.

Acara kali ini juga menghadirkan Ketua Umum BPD HIPMI Jaya, Sona Maesana, dan Ketua BUMDES dan Desa Wisata Gianyar, Bali Mangku Nyoman Kandia. Sejumlah Alumni SGU pelaku Ekonomi Kreatif juga turut  diundang sebagai narasumber dalam kegiatan itu. Fidjria Lubana Salsabela, alumni SGU 2019, yang merupakan pelaku ekonomi kreatif bidang kuliner dan juga Calvin Valentino, alumni SGU tahun 2011, yang saat ini memiliki usaha di bidang teknologi dan digital, turut membagikan manfaat pengalaman pribadi mereka yang diperlukan dalam membangun sebuah bisnis. (Gabriel Bobby)

Artikel Lainnya