PATADaily.id - Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, prama dan prami KAI Services tampil anggun mengenakan batik karya maestro Anne Avantie. Balutan busana khas Indonesia ini tidak hanya memperindah tampilan petugas, tetapi juga menjadi wujud nyata komitmen KAI Services dalam melestarikan budaya sekaligus menghadirkan pelayanan yang penuh makna bagi setiap pelanggan kereta api.

Motif Sawunggaling dan Truntum yang dikenakan prama prami bukan sekadar ornamen, melainkan sarat makna. Sawunggaling melambangkan kekuatan dan keteguhan, sementara Truntum merepresentasikan cinta yang tulus dan konsisten dua nilai yang sejalan dengan semangat KAI Services dalam memberikan pelayanan terbaik.

Menurut Manager Corporate Communication KAI Services, Nyoman Suardhita, mengenakan batik pada momen ini bukan hanya tentang seragam kerja, tetapi juga tentang kebanggaan nasional dan citra perusahaan.

“Batik adalah identitas bangsa sekaligus kebanggaan korporasi kami. Saat prama prami mengenakan batik, mereka bukan hanya melayani pelanggan, tetapi juga tampil sebagai duta budaya Indonesia. Ini adalah bentuk nasionalisme modern yang sejalan dengan positioning KAI Services sebagai penyedia layanan berkelas dunia yang tetap menjunjung tinggi akar budaya,” ujar Nyoman dalam keterangan resmi, Jumat (3/10/2025).

Batik sendiri telah diakui dunia sejak 2 Oktober 2009 silam, saat UNESCO menetapkannya sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Pengakuan ini menegaskan bahwa batik bukan sekadar warisan lokal, tetapi juga bagian dari kebanggaan global yang patut dijaga dan dikembangkan.

Kehadiran prama prami KAI Services dalam balutan batik memperkuat citra perusahaan sebagai brand hospitality yang tidak hanya mengedepankan profesionalitas layanan, tetapi juga konsisten membawa misi budaya dalam setiap perjalanannya.

Dengan semangat Hari Batik Nasional, KAI Services mengajak masyarakat untuk terus melestarikan batik, menjadikannya bagian dari gaya hidup modern, sekaligus simbol bahwa tradisi dan pelayanan berkelas dapat berjalan beriringan. (Gabriel Bobby)