PATADaily.id - Jakarta - Peran perempuan Indonesia ternyata begitu besar dalam ekosistem pariwisata negeri ini. Ya, apalagi setiap 21 April diperingati sebagai Hari Kartini di Indonesia. Bakan, sebelumnya pada 8 Maret lalu adalah Hari Perempuan Internasional sehingga begitu eksistensi perempuan fi Tanah Air dalam sektor pariwisata Nusantara.
"Women in tourisnm," kata Adharta Ongkosaputra, Ketua Umum KRIS (Kill Covid-19 Relief International Services) kepada PATADaily.id di Jakarta, Kamis (17/4/2025). "Saya ingin menyampaikan apresiasi terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Johnnie Sugiarto, Ketua Umum Yayasan El John, atas undangan yang diberikan kepada saya untuk menghadiri acara Penobatan Miss Tourism Universe 2025," ujarnya.
Menurutnya, sebuah kehormatan besar baginya dapat menyaksikan secara langsung proses penjurian dengan kinerja profesional tinggi dari para dewan juri. "Pariwisata merupakan salah satu sektor konsribusi ekonomi terbesar di dunia, dan perempuan memegang peran yang sangat penting di dalamnya. Saya mengutip pidato pembukaan Bapak Johnnie Sugiarto," jelasnya.
Mulai, lanjutnya, dari sektor perhotelan dan transportasi hingga kewirausahaan dan inisiatif berbasis komunitas, perempuan memberikan kontribusi yang signifikan di semua tingkat rantai nilai pariwisata. Namun demikian, kata Adharta, meskipun kontribusinya vital, perempuan sering menghadapi berbagai hambatan dalam sektor ini.
Peran Perempuan Saat Ini dalam Pariwisata
Representasi:
Sekitar 54% dari tenaga kerja global di sektor pariwisata adalah perempuan, terutama di hotel, agen perjalanan, dan layanan makanan.
Sektor Informal
Banyak wanita bekerja di sektor informal atau musiman tanpa perlindungan sosial, keamanan kerja, atau peluang pengembangan karier.
Duta Besar Budaya
Wanita sering berperan sebagai pembawa nilai budaya, terutama dalam warisan, seni, dan kerajinan tradisional yang merupakan inti dari pengalaman pariwisata.
Tantangan yang Dihadapi para Wanita
Kesenjangan Upah Gender
Wanita sering menerima upah lebih rendah dibandingkan pria untuk pekerjaan yang sama.
Kesenjangan Kepemimpinan:
Meski mendominasi tenaga kerja, wanita kurang terwakili dalam posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan.
Kurangnya Pelatihan
Banyak wanita tidak memiliki akses terhadap pelatihan profesional, keterampilan bahasa, maupun sumber daya bisnis.
Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi
Wanita sering memikul beban ganda antara pekerjaan berbayar dan tanggung jawab domestik yang tidak dibayar.
Peluang untuk Pemberdayaan
Kewirausahaan: Pariwisata memberikan peluang bagi wanita untuk memulai usaha kecil di bidang pariwisata.
Platform Digital Platform perjalanan daring memungkinkan wanita memasarkan jasanya secara global (misalnya Airbnb, Viator, tiket.com, dan lainnya).
Pariwisata Komunitas:
Wanita memimpin banyak inisiatif pariwisata berkelanjutan yang mempromosikan kesetaraan gender dan pelestarian budaya.
Dukungan Kebijakan: Pemerintah dan organisasi internasional meluncurkan berbagai program untuk mendorong partisipasi wanita dalam kepemimpinan dan kewirausahaan di sektor pariwisata.
Studi Kasus & Kisah Sukses
India:
Homestay yang dikelola wanita di Ladakh dan Sikkim menjadi populer karena menghadirkan pengalaman budaya yang autentik.
Kenya:
Inisiatif "Women’s Safari" mempromosikan tur satwa liar dan pelestarian lingkungan yang dipimpin oleh para Wanita
Maroko:
Pemandu wisata wanita menembus norma gender dengan memimpin tur warisan budaya di ruang yang sebelumnya didominasi laki-laki.
Indonesia:
Para wanita di Bali memanfaatkan pariwisata untuk menghidupkan kembali kerajinan tradisional dan meningkatkan pendapatan keluarga di pedesaan.
Inisiatif Global
UNWTO: Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) mempromosikan kesetaraan gender melalui inisiatif "Tourism and Gender".
UN Women: Mendukung proyek pengembangan kapasitas dan penelitian dalam bidang gender dan pariwisata.
Kegiatan Wanita
Menghubungkan wirausaha wanita dengan pasar global, termasuk layanan yang terkait dengan pariwisata.
Memberdayakan wanita dalam pariwisata tidak hanya mendorong kesetaraan gender, tetapi juga meningkatkan kualitas dan keberlanjutan industri pariwisata. Seiring dengan pemulihan dan perkembangan sektor ini pasca COVID-19, praktik dan kebijakan yang inklusif dapat memastikan wanita memiliki peran yang setara dalam pertumbuhannya.
"Saya merasa sangat bahagia dan senang karena dapat menyaksikan secara langsung bagaimana para wanita dapat berperan dalam pembangunan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ucapnya
Adharta berharap di masa depan, kita semua dapat berpartisipasi aktif dalam dunia pariwisata sehingga dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan bangsa dan negata Indonesia tercinta
We love Indonesia
Wr love tourism
Adharta
www.kris.or.id