PATADaily.id - Jakarta - Hari Ibu merupakan momen istimewa untuk memberikan apresiasi kepada pada perempuan hebat yang berperan penting dalam keluarga maupun masyarakat serta terlibat dalam upaya ikut membangun masa depan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
Sosok Dr N Rusmiati, sebagai seorang ketua umum DPP ASITA memandang work life balance bukan sekadar pembagian waktu secara matematis antara pekerjaan dan keluarga, tetapi sebagai kemampuan mengelola prioritas secara strategis sesuai konteks dan kebutuhan.
Rusmiati dikenal perempuan energik, penuh semangat, dan bekerja keras dalam membangun dan mengembangkan ASITA untuk memajukan pariwisata Indonesia.
"Dalam kapasitas saya sebagai Ketua Umum DPP ASITA, maka profesionalisme adalah komitmen yang tidak dapat ditawar. Setiap hari, saya memastikan bahwa mandat, tanggung jawab dan peran saya di ASITA dapat dijalankan dengan optimal, mulai dari pengambilan keputusan strategis, penguatan tata kelola, transformasi organisasi dan lini bisnis, hingga memastikan seluruh proses berjalan efektif untuk membawa ASITA menjadi asosiasi pariwisata Indonesia dalam mempromosikan pariwisata Tanah Air ke pentas internasional," paparnya kepada PATADaily.id pada akhir pekan lalu.
Di tengah jadwal yang padat dan mobilitas yang tinggi, terutama saat ini ASITA tengah menjalankan transformasi besar yang membutuhkan kehadiran dan fokus penuh, Rusmiati mengungkapkan bahwa ketepatan penggunaan teknologi menjadi strategi penting bagi dirinya.
"Pemanfaatan teknologi memungkinkan saya menjaga konektivitas dengan keluarga secara efektif, melalui komunikasi singkat yang memberikan rasa kedekatan meskipun secara fisik sedang berada di lokasi kerja atau perjalanan dinas," tuturnya.
Namun, lanjutnya, dirinya menggunakan teknologi ini secara bijaksana, pada waktu yang tepat, dan tanpa mengganggu fokus kerja yang sedang dijalankan.
Hal ini yang membuat Rusmiati dapat menjalankan peran ganda secara seimbang tetap profesional dalam memimpin perusahaan sekaligus tetap hadir sebagai ibu dan bagian penting dalam keluarga.
"Kombinasi profesionalisme, prioritas strategis, dan kualitas kehadiran inilah yang menjadi fondasi keberlanjutan kepemimpinan bagi saya," urainya.
Perempuan berparas cantik ini menjelaskan bahwa sebagai Ketua Umum DPP ASITA, maka dirinya memegang tanggung jawab untuk membawa ASITA menjadi organisasi pariwisata di Indonesia yang profesional dan semakin dipercaya.
"Ini bukan hanya mengenai memperbaiki proses pengembangan ASITA, tetapi tentang menjawab visi besar membawa ASITA semakin profesional dan mengangkat identitas lokal Indonesia di panggung global," ucapnya.
Dengan, lanjutnya, kompleksitas dan cakupan transformasi yang luas, setiap tahapan membutuhkan energi, komitmen dan dedikasi penuh. Dalam konteks ini, keluarga saya memahami sepenuhnya bahwa komitmen tersebut bukan hanya terkait tuntutan pekerjaan, tetapi merupakan bagian dari kontribusi strategis ASITA terhadap kebangkitan sektor pariwisata Indonesia.
"Di tengah intensitas pekerjaan dan tanggung jawab tersebut, keluarga merupakan fondasi yang memperkuat setiap langkah saya sebagai pemimpin. Mereka adalah support system terbaik yang selalu hadir memberikan dorongan moral, stabilitas emosional, dan rasa percaya diri dalam setiap langkah. Dukungan keluarga menjadi enabler penting yang mendukung peran saya untuk memberikan performa maksimal memastikan arah transformasi perusahaan selaras dengan visi besar yang kami emban," jelasnya.
Pada akhirnya, dukungan keluarga memberikan landasan yang kokoh bagi Rusmiati untuk menjalankan peran besar ini dengan keyakinan penuh, integritas yang konsisten, dan komitmen yang berkelanjutan terhadap transformasi perusahaan dan kemajuan ASITA sehingga bisa ikut mempromosikan pariwisata di Tanah Air ke tingkat kompetisi global.
Sebagai seorang ibu, Rusmiati mengaku punya momen spersial dengan keluarga. "Bagi saya, momen spesial tidak harus selalu berupa perjalanan jauh atau acara besar. Justru momen sederhana, makan malam bersama, berbincang tentang hal-hal ringan setelah menjalani aktivitas di kantor, atau quality time di akhir pekan, sering kali menjadi momen yang paling berharga," ungkapnya.
Ia percaya bahwa yang terpenting adalah kualitas kehadiran, bukan kuantitas waktu. Di tengah ritme pekerjaan yang intens, Rusmiati selalu berupaya benar-benar hadir ketika bersama keluarga.
Bahkan, lanjutnya, setelah pulang bekerja, saya menyisihkan waktu khusus, meskipun singkat untuk menciptakan engagement emosional yang memperkuat ikatan batin dengan keluarga.
"Kehadiran yang berkualitas ini membuat hubungan kami tetap dekat dan hangat. Meskipun kesibukan pekerjaan sering kali menantang, kehadiran berkualitas bersama keluarga selalu menjadi sumber kekuatan dan inspirasi bagi saya," terangnya.
Rusmiati sepenuhnya setuju bahwa perempuan Indonesia memiliki kapasitas strategis yang kuat untuk menjalankan peran profesional sekaligus menjaga peran mereka dalam keluarga.
"Perempuan Indonesia memiliki resilience, empati, ktelitian, serta kemampuan manajerial yang terbukti memberi nilai tambah dalam berbagai ruang pengambilan keputusan.Dalam dunia bisnis, termasuk sektor hospitality yang sangat dinamis, perempuan telah menunjukkan kemampuan untuk memimpin transformasi, mengelola perubahan, dan mendorong inovasi," ujarnya.
Yang dibutuhkan adalah ekosistem yang mendukung, kebijakan yang adil, kesempatan yang setara, serta budaya organisasi yang memungkinkan perempuan tumbuh tanpa harus memilih antara
karier dan keluarga.
"Di ASITA sendiri, komitmen ini kami wujudkan secara nyata. Porsi kepemimpinan perempuan di organisasi kami cukup besar, baik dalam posisi manajerial, operasional, maupun fungsi strategis. Ini bukan hanya angka, tetapi refleksi dari keyakinan bahwa perempuan mampu memberikan perspektif yang memperkaya ASITA dan mendorong kinerja yang lebih berkelanjutan," bebernya.
Rusmiati percaya masa depan Indonesia akan semakin maju jika lebih banyak perempuan diberi ruang untuk menempati posisi strategis dan menjadi driver of change.
"Ketika perempuan diberikan kepercayaan, mereka tidak hanya unggul dalam karier, tetapi juga tetap memberikan kontribusi besar bagi keluarga dan masyarakat," katanya.
Perannya sebagai Ketua Umum DPP ASITA adalah memastikan organisasi ini menjadi katalisator dan kekuatan penggerak sektor hospitality Indonesia.
"Dalam menjalankan mandat tersebut, saya memimpin transformasi menyeluruh lini bisnis dan organsisasi ASITA. Seluruh inisiatif ini diarahkan untuk meningkatkan daya saing pariwisata nasional, membuka lapangan kerja berkualitas, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, dan membangun fondasi pariwisata berkelanjutan sebagai bagian kontribusi nyata menuju Indonesia Emas 2045," paparnya.
Namun, lanjutya, bagi saya, kontribusi untuk Indonesia tidak berhenti pada capaian bisnis dan ikut terlibat dalam promosi pariwisata negeri ini ke mancanegara.
"Saya percaya bahwa faktor paling menentukan dalam perjalanan ini adalah Sumber Daya Manusia. Karena itu salah satu prioritas kepemimpinan saya adalah membangun SDM unggul ndonesia sebagai pilar keberlanjutan jangka panjang. Melalui sistem pelatihan terstruktur, program akselerasi kepemimpinan, budaya pembelajaran berkelanjutan, dan exposure internasional, kami membentuk talenta Indonesia yang adaptif, kompetitif, dan berkelas dunia. Mereka inilah yang akan menjadi motor penggerak industri hospitality Indonesia di masa depan," tuturnya.
Sebagai pemimpin perempuan, Rusmiati juga membawa komitmen terhadap kesetaraan dan pemberdayaan. "Saya memastikan adanya ruang yang setara bagi seluruh talenta, termasuk perempuan, untuk memegang peran strategis, memimpin proyek transformasi, dan membangun kepercayaan diri yang kokoh melalui prinsip women support women. Karena organisasi hanya bisa tumbuh kuat ketika setiap individunya diberi kesempatan untuk berkembang dan memberi pengaruh.
Pada akhirnya, kontribusi N Rusmiati untuk Indonesia bukan hanya pada keberhasilan operasional atau pertumbuhan bisnis.
"Kontribusi terbesar adalah memastikan bahwa sektor hospitality nasional naik kelas, lebih inklusif, lebih berdaya saing, dan lebih membanggakan di mata dunia. Dan lebih penting lagi, bahwa kita
menciptakan legacy bagi bangsa: legacy berupa talenta unggul yang siap berkompetisi secara global, legacy berupa destinasi berkelas dunia yang memperkuat identitas Indonesia, dan legacy berupa fondasi kuat yang memungkinkan generasi berikutnya melanjutkan perjalanan Indonesia menuju masa depan yang lebih maju dan mampu berdaya di kancah internasional," tutupnya. (Gabriel Bobby)

.jpg)
.jpg)