PATADaily.id - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar kegiatan Peningkatan Kompetensi Produksi Konten Foto, Video, dan Dokumentasi di Hotel Royal Tulip Gunung Geulis, Bogor, Selasa (15/12/20).
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi SDM Kemenparekraf terkait peliputan dan dokumentasi kegiatan serta program Kemenparekraf/Baparekraf dengan output foto dan video.
Sehingga dapat memaksimalkan penyampaian informasi kepada publik.
Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, Agustini Rahayu, dalam sambutannya, mengatakan mengabadikan sebuah momentum dalam bentuk visual adalah salah satu bagian terpenting dalam kegiatan peliputan.
Sebab, mengabadikan momen tidak sekadar untuk menyebarkan informasi, melainkan menjadi penguat dari sebuah narasi publik.
"Di Biro Komunikasi Kemenparekraf, mendokumentasikan suatu momentum sudah menjadi pekerjaan harian, maka ke depan dibutuhkan peningkatan kompetensi untuk mempertajam kemampuan dalam memproduksi konten foto dan video. Selain itu, konten foto dan video ini pun menjadi penting dalam mendukung konten narasi, " kata Agustini dalam siaran pers yang diterima patadaily.id.
Selain itu, Agustini juga mengatakan kini mengabadikan momen dalam bentuk foto dan video tidak hanya bisa dilakukan oleh seorang profesional, namun juga dapat dilakukan oleh nonprofesional meski dengan menggunakan ponsel.
"Maka dari itu, melalui kegiatan ini, diharapkan internal Kemenparekraf mendapat pengetahuan baru dalam memproduksi konten foto dan video, sehingga jika dalam situasi apapun termasuk saat tidak ada fotografer atau videografer, kita semua dapat mengabadikan momentum untuk menghasilkan angle terbaik meski dengan ponsel yang kita miliki," ujar Agustini.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, pembicara dari Editor in Chief of National Geographic Indonesia, Didi Kasim; Senior Fotografer Kemenparekraf, Bambang Widjanarko; dan mantan Jurnalis Foto Harian Kompas, Arbain Rambey.
Editor in Chief of National Geographic Indonesia, Didi Kasim, menjelaskan konten foto dan video sangat diperlukan untuk memperjelas, memperindah, memperkuat, dan mempertegas suatu cerita atau narasi.
"Ketika sebuah tulisan sudah begitu panjang, lengkap, agar lebih menarik perlu ditambahkan suatu ilustrasi seperti infografis, ataupun dari foto dan video. Hal ini juga mendorong masyarakat agar tertarik untuk membaca. Konten foto dan video pun juga bisa bercerita dan menjelaskan suatu momentum atau kejadian," ujar Didi.
Mantan Jurnalis Foto Harian Kompas, Arbain Rambey, mengatakan sebagai seorang fotografer maka seseorang harus mampu menangkap momen apa pun yang layak untuk didokumentasikan.
Hal ini bertujuan agar tidak ada momen penting yang tertinggal dan dapat diabadikan.
“Fotografer itu harus awas sekali, menunggu momen, agar tidak ketinggalan momen,” ujar Arbain Rambey
Arbain juga menjelaskan bahwa teknik yang terpenting dalam memotret manusia adalah fokus pada mata, ekspresi wajah, dan gestur tubuh.
"Ketiga ini penting, untuk membuat foto tersebut lebih hidup," ujarnya.
Sementara itu, Senior Fotografer Kemenparekraf Bambang Widjanarko, mengatakan, menjadi seorang fotografer dan videografer sangat memerlukan etika dalam mendokumentasikan suatu momen di instansi pemerintahan.
"Saya belajar banyak soal etika ini dari protokol. Kita memang mengabadikan sebuah momen tapi jangan lupakan etika. Misalnya saat menteri sedang makan sebaiknya tidak memotretnya, ini etika yang paling mendasar," ujar Bambang. (Gabriel Bobby)