PATADaily.id - Beberapa waktu lalu saya membaca beberapa artikel di patadaily.id termasuk artikel infografis perihal dunia ekonomi & pariwisata. Dari situ, saya terinspirasi untuk membuat konten infografis berupa riset mengenai “Aktivitas Favorit Gen Z Saat Melakukan Traveling”.
Sebenarnya Gen Z, Millenials dan lainnya itu apa sih?
Terdapat klasifikasi generasi berdasarkan tahun kelahiran yang diakui secara internasional, klasifikasi tersebut antara lain Baby Boomers dengan tahun kelahiran antara tahun 1946-1964, Gen X dengan tahun kelahiran 1965-1980, Millenials dengan tahun kelahiran 1981-1996, serta Gen Z mulai dari tahun 1997-2012.
Di penelitian ini, saya melakukan riset dari data eksternal antara lain dari Travelpulse.com, Lonely Planet, thewanderingrv.com dan etc-corporate.org.
Ada 3 hal yang saya teliti: Pertama, klasifikasi generasi yang dikenal dunia berdasarkan tahun kelahiran. Kedua, tren aktifitas wisata Gen Z. Dan ketiga, kegiatan favorit Gen Z selama melakukan aktivitas wisata.
Dan dari riset ini saya mendapatkan 5 temuan unik:
1. Untuk tahun 2022 ini ternyata sebanyak 72% Gen Z sudah merencanakan akan melakukan perjalanan wisata besar-besaran.
Tahun 2022 memberikan secercah harapan terhadap pemulihan sektor pariwisata, telah dibukanya berbagai tempat wisata memberikan reaksi yang masif bagi masyarakat yang sudah lama ingin berpergian keluar kota. Survey menunjukan bahwa sebanyak 72% dari Gen Z sudah merencanakan untuk melakukan perjalanan wisata secara besar-besaran pada tahun 2022 ini, disusul oleh Millenials, Gen X serta Baby Boomers.
Gen Z adalah kelompok usia antara 9 tahun sampai dengan 24 tahun. Kebanyakan dari Generasi Z merupakan kelompok usia yang baru bekerja, berkuliah, hingga kelompok usia yang masih bersekolah. Kelompok usia Gen Z rentan merasa jenuh hingga stres dengan urusan pekerjaan atau sekolah, apalagi saat pandemi covid-19 kemarin.
2. Gen Z merupakan generasi yang paling diversitas
Dalam urusan traveling, Gen Z termasuk kelompok yang terbuka dan bisa menerima dengan siapa saja mereka pergi berwisata tanpa membedakan isu rasial seperti suku, ras, agama atau warna kulit. Gen Z bahkan menganggap bahwa keragaman dan inklusi menjadi cukup penting hingga sangat penting bagi mereka di berbagai bidang.
3. Gen Z lebih senang melakukan perjalanan wisata ke lokasi-lokasi yang sejuk dan tenang
Lokasi pegunungan yang sejuk dengan pemandangan yang indah memang menjadi lokasi yang cocok untuk menghilangkan penat dan kejenuhan. Sebanyak 40% Gen Z menjadikan lokasi tersebut sebagai lokasi terbaik untuk healing.
4. Sebanyak 56% Gen Z merencanakan travel untuk mengunjungi keluarga (pulang kampung)
Banyak pula dari Gen Z yang melakukan healing ke kampung halaman, bukan tanpa sebab, mengingat beberapa tahun kebelakang, pemerintah memperketat aturan bagi masyarakat yang ingin melakukan mudik ke kampung halaman, sebanyak 56% dari Gen Z merasakan dampak tersebut.
5. Aktivitas favorit Gen Z saat healing ternyata bukan belanja ke mal, "mencoba makanan khas daerah" berada pada urutan pertama.
Meskipun rata-rata usia Gen Z terbilang masih muda, namun ternyata aktifitas paling favorit Gen Z ketika berwisata bukan belanja di mal, atau nongkrong di cafe loh. Menurut survey, dari 5 urutan teratas aktifitas favorit Gen Z ketika berwisata, pada peringkat pertama mereka memilih melakukan wisata kuliner khas daerah dari lokasi yang dituju, bahkan shopping ke mall hanya menempati urutan ke tiga setelah belajar adat tradisional daerah.
Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dengan keanekaragaman budaya, setiap pulau juga memiliki bahan pangan yang berbeda, maka tak heran apabila Indonesia memiliki berbagai macam kuliner khas daerah dari Sabang sampai Merauke. Keanekaragaman kuliner Indonesia menarik minat Gen Z untuk mencicipi makanan yang khas dari setiap daerah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari google review, saya mengurutkan daftar usaha kuliner yang khas dari setiap daerah, saya mengambil rating yang paling tinggi. Berikut rekomendasi kuliner khas dari setiap daerah yang sudah dihimpun, dimulai dari Aceh hingga ke Papua.
- Mie Razali (Banda Aceh), memiliki 4.453 review di Google dengan rating 4,3
- Nasi Kapau Uni Lis (Bukittinggi), memiliki 1.349 review di Google dengan rating 4,2
- Pempek Lala (Palembang), memiliki 3.104 review di Google dengan rating 4,5
- Soto Betawi H Husen (Jakarta), memiliki 3.001 review di Google dengan rating 4,6
- Gudeg Yu Djum Wijilan 176 (Yogyakarta), memiliki 11.972 review di Google dengan rating 4,4
- Bebek Sinjay (Madura), memiliki 17.903 review di Google dengan rating 4,3
- Ayam Betutu Khas Gilimanuk (Denpasar), memiliki 8.523 review di Google dengan rating 4,4
- Sate Rembiga Ibu Sinnasesh (Lombok), memiliki 3986 review di Google dengan rating 4,6
- Konro Karebosi (Makassar), memiliki 6.122 review di Google dengan rating 4,6
- Soto Bang Amat (Banjarmasin), memiliki 6.825 review di Google dengan rating 4,5
- RM Bakar Rica (Manado), memiliki 2.881 review di Google dengan rating 4,4
- Lateri Beach Restaurant (Ambon), memiliki 1.145 review di Google dengan rating 4,4
- Rumah Laut Restaurant (Jayapura), memiliki 1.233 review di Google dengan rating 4,5
Konten ini dibuat untuk membantu memberikan insight menarik tentang perilaku Generasi Z selama melakukan kegiatan wisata, data yang disajikan dapat bermanfaat untuk para pelaku bisnis dan untuk Gen Z itu sendiri. Misi kami adalah memberikan rekomendasi kuliner khas nusantara dari Aceh hingga Papua yang bisa dicoba saat melakukan traveling ke kota-kota tersebut. Selain itu dengan dibuatnya konten ini, secara tidak langsung membantu melestarikan makanan khas daerah.
Metodologi:
Mengumpulkan data dari internet yang berhubungan dengan topik yang dipilih , ditemukan data dari Travelpulse.com, lonelyplanet.com, TheWanderingV.com, dan ETC Market Study. Untuk rekomendasi makanan diperoleh dari Google Review. Data dikumpulkan dari Juli 2022. (Disajikan oleh Indra Gumilar, Content Marketing Specialist personatrip.com http://personatrip.com/.