Direktur Utama PT Kereta Api Pariwisata Totok Suryono (kedua dari kanan)
Masyarakat Indonesia semakin berminat mencoba kereta wisata yang dikelola PT Kereta Api Pariwisata. Hal ini terlihat dari penjualan tiket kereta wisata yang meningkat untuk musim mudik Lebaran 2019. "Tahun ini (penjualan tiket kereta wisata) mengalami peningkatan dibanding tahun lalu, artinya ada animo masyarakat dan mereka sudah mengetahui tentang kereta wisata ini," jelas Direktur Utama PT Kereta Api Pariwisata Totok Suryono dalam jumpa pers Stasiun Gambir, Jakarta, Senin (27/5/2019). Totok menuturkan, sampai saat ini rata-rata tingkat keterisian kereta prioritas mencapai 85-90 persen. Beberapa rute bahkan sampai lebih dari 100 persen, dengan penumpang turun digantikan penumpang naik ke destinasi lanjutan. Sementara pada hari biasa, persentase keterisian kursi untuk kereta prioritas hanya 65 persen. Untuk masa mudik 26 Mei- 15 Juni, tiket kereta prioritas sudah habis terjual. Untuk kereta tematik sampai saat ini sudah disewa untuk 27 perjalanan, dan masih terbuka untuk pemesanan sesuai destinasi keinginan penumpang rombongan. Ia mengatakan, harga tiket pesawat terbang yang saat ini relatif tinggi memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan jumlah penumpang kereta wisata sebab masyarakat mendapat pilihan lain menggunakan moda trasnportasi kereta api untuk mudik Lebaran 2019. "Adanya kenaikan harga tiket pesawat juga berpengaruh pada kenaikan penjualan tiket kereta wisata tapi tidak berpengaruh untuk kereta wisata reguler Jakarta-Bandung," urainya. Adapun puncak masa angkutan mudik Lebaran 2019 dengan kereta api tahun ini diperkirakan jatuh pada 30 Mei mendatang untuk arus mudik dan 9 Juni 2019 untuk arus balik. Tahun ini PT Kereta Api Pariwisata menargetkan 14 persen kenaikan jumlah penumpang dari tahun 2018. Dengan target pola sewa (sewa gerbong kereta tematik) 583 penumpang dan pola pembelian tiket per orang (kereta prioritas) 7.852 penumpang. Pada 2018 lalu, kereta api wisata mengangkut total 7.386 penumpang untuk pola sewa rombongan dan pola pembelian per orang. (Gabriel Bobby)