PATADaily.id - Keberadaan desa wisata di Tanah Air dinilai mampu mengangkat derajat masyarakat setempat lantaran produk-profuk UMKM diminati wisatawan.
Bahkan, produk Gaharu dari Madam Oud sudah merambah kawasan Timur Tengah. Dewi Fortuna, CEO Madam Oud yang mengelola Gaharu dari Blitar menjelaskan, produk-produk Gaharu buatan Madam Oud sudah diekspor ke Timur Tengah.
Sehingga, lanjutnya, hadirnya Madam Oud di desa wisata bisa memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat setempat yang ada di desa wisata di Blitar.
Dewi menuturkan. masih banyak potensi desa di Indonesia yang belum tergarap dengan baik. Karena, lanjutnya pengertian desa wisata tidak hanya sekadar menjual keindahan alam semata, namun juga harus mampu menjadi nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui produk yang dihasilkan dari potensi desa yang ada.
"Pengalaman kami mengedukasi sekaligus mengajak masyarakat untuk budidaya gaharu kemudian mengolahnya menjadi banyak produk bernilai ekonomi juga menjadi bagian dari pengembangan desa wisata," paparnya.
Perempuan berparas manis ini mengatakan, selama ini masyarakat maupun petani di Indonesia hanya mengenal gaharu sebagai kayu yang sangat mahal dan hanya tersedia di alam bukan dari hasil budidaya.
Selama ini, kata dia, masyarakat desa atau petani hanya mengandalkan padi dan jagung sebagai komoditas utama selain hasil hutan. "Kami berikan pengertian dan edukasi bahwa potensi lahan yang dimiliki bisa dikembangkan lagi menjadi sesuatu yang memiliki nilai tambah melalui budidaya gaharu," ucapnya menjawab patadaily.id dalam talk show ‘Desa Wisata Bangkit, Ekonomi Nasional Pulih' di Jakarta pada Sabtu (2/7/2022).
Jadi, lanjut dia, budidaya tanaman gaharu tidak saja menyelamatkan dari kepunahan namun juga menjadi upaya penghijauan karena menanam gaharu sebaiknya diselingi tanaman produktif lainya atau tumpangsari agar penghasilan utama tetap berjalan.
Ia pun menjelaskan bahwa gaharu tidak hanya diolah getahnya menjadi produk herbal atau aroma terapi dan dupa saja namun juga bisa dimanfaatkan semuanya mulai dari daun hingga biji sehingga minim limbah.
"Daunnya bisa diolah menjadi teh, bijinya diolah menjadi kopi gaharu dan kayunya juga bisa dibuat menjadi banyak aksesoris dan minyaknya kita suling." terang dia.
Di Blitar tepatnya di dusun yang berada di pedalaman, kata dia, proses pengolahan gaharu berada dalam satu atap mulai dari hilir hingga ke hulu.
"Jadi masyarakat atau petani desa kita libatkan karena pangsa pasarnya luas tidak hanya di timur tengah," ujarnya. Ia menambahkan tradisi yang dihasilkan melalui gaharu dikenal semua agama himgga kepercayaan yang ada di dunia.
"Gaharu dan produk turunannya dibutuhkan dalam tradisi maupun ritus banyak agama di dunia. Untuk itu budidaya tanaman gaharu menjadi bagian dari pengembangan desa wisata melaui produk kreatif yang dihasilkan serta memiliki nilai tambah yang turut mensejahterakan masyarakat," ujarnya. (Gabriel Bobby)