PATADaily.id - President University mendapat dukungan nyata dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam bentuk Matching-Fund untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis dengan pihak Industri.
Dalam mengemban dukungan tersebut, President University bekerja sama dengan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Tanjung Lesung, PATA (Pacific Asia Tourism Association) Indonesia, ASITA (The Association of Indonesia Travel Agents), dan WTD Indonesia (World Tourism Day) menangani kegiatan Akselerasi dan Komersialisasi Kampung Wisata Cikadu, Desa Tanjung Jaya di Kawasan Penyangga (buffer-zone) KEK Tanjung Lesung, yang berjarak 180 KM dari Jakarta, atau ditempuh sekitar 3 jam via Tol Jakarta-Merak dengan kendaraan mobil.
KEK Tanjung Lesung merupakan salah satu dari 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) prioritas yang ditetapkan Pemerintah untuk dikembangkan, dan salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sektor Pariwisata di Indonesia.
Dengan kedua penetapan tersebut, kawasan KEK Tanjung Lesung direncanakan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Banten bagian selatan. Hub dari KSPN KEK Tanjung Lesung, berada di Kampung wisata Cikadu, Desa Tanjung Jaya.
Menurut Agus H Canny, Executive Director, PATA Indonesia bahwa kerja sama President University dengan industri, diharapankan dapat mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi dan keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat Desa Tanjung Jaya secara berkesinambungan, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif, dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan generasi berikutnya.
Grand strategy dikembangkan Adhi Setyo Santoso, Direktur President Research Center, President University, sedangkan sarana pelaksanaan dipimpin Rendika Nugraha, Direktur SetSail: Inkubator Bisnis, President University yang telah merampungkan pemetaan potensi kampung wisata, dimulai dengan survei lapangan, menemukan permasalahan, kemudian mempelajari teori yang sesuai dengan permasalahan.
Pemetaan tersebut mengacu pada pendekatan komprehensif (seluruh aspek), pendekatan integratif (memadukan seluruh pihak terlibat), dan pendekatan realistis (memadukan pertimbangan ideal vs pragmatis), dengan mengambil data primer melalui FGD (Focus Group Discussion) dan In-Depth Interview kepada para pengrajin dan kelompok UMKM terkait, tersebar di 6 kluster kampung, DesaTanjung Jaya, yaitu Cikadu, Kepuh, Muncang, Sukamulya, Cipanon, Sumber Jaya, sebagai salah satu dasar untuk pengembangan desa wisata.
Menurut Michael Rino dari President University, berdasarkan empat aspek 4 A yaitu Attraction (daya tarik), Aksesibilitas, Amenities (fasilitas), Ancillary (kelembagaan), maka President University didukung oleh PATA Indonesia, WTD Indonesia dan ASITA, mencoba mengaplikasikannya dalam model produk desain, yaitu 20 paket wisata baru, yang ideal dan kontekstual untuk Kampung Wisata Cikadu.
Dan, pada Sabtu 13 November 2021, Program Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Kampung Wisata Cikadu, dipimpin oleh Danni Wahyudi Manta, dari Cikadu Edutourism Center sebagai operator penyelenggara, siap menjadi hub Desa Tanjung Jaya yang meluncurkan 20 paket wisata baru, dikembangkan oleh President University, yang dapat dilihat di website Window of Tanjung Lesung.
Sementara Nunung Rusmiati, Ketua Umum DPP ASITA, menyambut baik peluncuran 20 Paket Baru Kampung Wisata Cikadu, KEK Tanjung Lesung, akan diteruskan ke 7.000 perusahaan anggota ASITA, yang merupakan perusahaan travel agents di seluruh Indonesia.
Lebih jauh, Ketum DPP ASITA imi mendukung Danni Wahyudi Manta, Cikadu Edutourism Center, sebagai anak muda milenial, tampil menjadi pemimpin.
Sedangkan President/CEO PATA Indonesia, Poernomo Siswoprasetijo, yang juga sebagai Direktur Utama PT Banten West Java selaku pengelola KEK Tanjung Lesung mengucapkan terima kasih kepada President University yang telah mengambil peran turut membina pengembangan 20 paket wisata baru, Kampung Wisata Cikadu.
Panca R Sarungu, Ketua Umun MASATA (Masyarakat Sadar Wisata) mengungkapkan, "Kami melihat bahwa kerja sama antara President University dengan Kampung Wisata Cikadu, harus terus berlanjut dan terwujud dalam pengembangan kawasan buffer-zone KEK Tanjung Lesung, diharapkan akan menjadi “role model” nasional khususnya dalam peluncuran paket-paket wisata".
Panca yang juga Wakil ketua umum DPP GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) mengemukakan, "Kami juga melihat ke depan desa wisata berbasis Bahari harus di Indonesia harus diperbanyak dan semoga dengan kolaborasi ini menciptakan lebih banyak lapangan kerja untuk masyarakat sehingga mempercepat pemulihan ekonomi Paska pandemi covid-19".
Pauline Suharno, Ketua Umum DPP ASTINDO mendukung Tanjung Lesung yang merupakan salah satu dari 10 KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) dan sekaligus sebagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
"Semoga dengan semakin membaiknya kondisi pariwisata sekarang ini dapat membantu para pelaku usaha kecil dan menengah, khususnya di Kampung Wisata Cikadu, di kawasan penyangga (buffer zone) KEK Tanjung Lesung," kata Pauline dalam siaran pers yang diterima patadaily.id, Sabtu (13/11/2021).
Pauline menuturkan, ASTINDO juga siap berkolaborasi dengan seluruh anggotanya di Indonesia untuk mengembangkan sektor kepariwisataan di Provinsi Banten bagian selatan ini dalam berbagai platform.
"Semoga di masa kedepannya, kawasan Tanjung Lesung ini juga dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru dan memberikan sumbangsih besar bagi masyarakat lokal dan pemerintahan setempat," harapnya.
"Atas nama PPHI kami menyampaikan Apresiasi dan turut Bangga atas Peluncuran 20 Paket Baru Pariwisata, Kampung Wisata Cikadu, Buffer Zone KEK Tanjung Lesung," kata Riyanto Sofyan, Ketua Umum PPHI.
Menurutnya, langkah yang tepat dengan momentum kondisi pengendalian pandemi Covid-19 yang baik dan terjaga, langkah Reaktivasi Pariwisata sudah harus dimulai dengan tetap menggunakan Protokol Kesehatan yang disiplin dan proporsional.
"Kita bangkit bersama menuju Era New Normal Pariwisata Indonesia," tambahnya. (Gabriel Bobby)