CULTURAL/HERITAGE

Pemerintah Dukung Potensi Jamu di Tanah Air untuk Peningkatan Ekonomi Nasional

post-img

PATADaily.id - Bali - Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha menekankan pentingnya inovasi pengembangan industri jamu untuk meningkatkan potensi ekonomi baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor.

“Potensi jamu kita luar biasa. Kami harus dorong jamu sebagai salah satu pilar ekonomi Indonesia,” kata Giring Ganesha kepada wartawan disela-sela membuka 1st Jamu International Conference and Expo (JICE) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (16/12/2024).

Karenanya Giring mengharapkan konferensi soal jamu internasional pertama yang digelar di Indonesia itu bisa menjadi ajang berbagi pengalaman termasuk transfer teknologi untuk mendorong industri jamu Tanah Air bisa semakin diminati di dalam negeri dan memperluas pasar global.

Ada pun negara-negara yang dapat menjadi referensi, kata dia, Korea Selatan, Jepang dan China mengingat produk kebugaran dan herbal mereka mendunia.

Giring menjelaskan, saat ini Indonesia memiliki sekitar 30 ribu varietas tanaman obat atau sumber daya alam yang dapat menciptakan produk jamu.

Adapun pada 2020 silam, nilai penjualan jamu di pasar dalam negeri mencapai Rp20 triliun dan nilai ekspor jamu Indonesia mencapai Rp16 triliun dengan pelaku usaha industri jamu mencapai sekitar 1.200 pelaku baik industri kecil hingga besar.

Dengan potensi dan capaian itu, Giring menyakini jamu tidak hanya menjadi simbol budaya tetapi juga pilar ekonomi yang signifikan bagi negara.

“Pertumbuhan industri jamu ini mencapai lebih dari enam persen per tahun bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional. Itu membuktikan bahwa jamu adalah aset strategis yang harus kami kelola dan jamu mempunyai daya saing global,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Jamu Indonesia Daniel Tjen menjelaskan bahwa untuk mendorong inovasi, pihaknya bekerja sama dengan perguruan tinggi baik dalam dan luar negeri termasuk dari Universitas Osaka di Jepang untuk memastikan keamanan produk jamu dalam negeri.

Selain itu, pihaknya menggandeng generasi milenial untuk mendesain kemasan dan pemasaran agar masuk kepada pasar anak muda.

Daniel menyakini jamu Indonesia memiliki potensi besar apalagi didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menganjurkan negara-negara anggota mengintegrasikan produk kesehatan tradisional dan konvensional.

“Itu peluang bagi Indonesia karena kita punya potensi sumber daya alam melimpah,” katanya.

Konferensi jamu internasional yang pertama kali itu, kata dia, sebagai tindak lanjut sekaligus memperingati penetapan jamu sebagai warisan budaya tak benda oleh Organisasi PBB bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya (UNESCO) kepada Indonesia pada 6 Desember 2023. (Gabriel Bobby)

Artikel Lainnya