PATADaily.id - Yogyakarta - September selama ini identik dalam dunia pariwisata lantaran setiap 27 September adalah perayaan Hari Pariwisata Dunia. Dan, tak ketinggalan pada 2025 ini Indonesia juga akan ikut merayakan World Tourism Day.
Pariwisata merupakan salah satu industri penggerak ekonomi Indonesia yang sangat berpengaruh saat ini. Berbicara tentang pariwisata artinya mengungkapkan rasa hormat akan ragam kekayaan negeri, baik itu kekayaan alam, budaya dan juga nilai-nilai tradisi di dalamnya.
"Bagaimana praktik pariwisata tidak hanya sekedar memperkenalkan, namun juga kami sebagai pengelola menjadi inovator untuk memberikan dampak yang baik dan berkelanjutan bagi lingkungan, komunitas dan masyarakat sekitar. Sesuai dengan semangat yang kami bawa pada tahun 2025 ini, yaitu “Berdampak” atau “Impact”, kami membawa tekad untuk setiap langkah kecil kami menjadi sebuah legacy atau hasil yang memberikan arti secara langsung bagi lingkungan dan masyarakat," tutur Febrina Intan, Direktur Utama InJourney Destination Management (IDM) ketika dihubungi PATADaily.id, Jumat (12/9/2025).
Febrina memaparkan hal tersebut merespons perayaan World Tourism Day 2025 nanti 27 September mendatang yang menekankan kebutuhan mendesak untuk praktik pariwisata yang lebih ramah lingkungan dan inovasi dalam sektor ini.
Semangat, lanjutnya, ini sudah berjalan pada destinasi yang InJourney Destination Management kelola, baik Candi Borobudur, Candi Prambanan, Keraton Ratu Boko maupun Taman Mini Indonesia Indah menekankan nilai-nilai inklusif, humanis dan green dalam program budaya dan heritage yang kami persembahkan bagi seluruh pengunjung yang hadir untuk memberikan pengalaman yang berkesan.
Ya, tak bisa dipungkiri kini di Indonesia semakin banyak keterlibatan perempuan dalam sektor pariwisata. Menurutnya, perempuan memiliki peran strategis dalam pariwisata, tidak hanya sekadar menjadi pemanis namun juga berperan dalam pengambilan keputusan.
"Perempuan dalam pariwisata juga memiliki berbagai peran yang tidak terbatas, ada yang menyuguhkan talenta estetikanya dalam balutan hasil karya tari dan kerajinan, ada yang berperan melalui kemampuan story telling-nya sebagai guide hingga posisi strategis untuk berperan dalam penentu kebijakan sektor pariwisata," urainya.
Febrina menjelaskan bahwa hadirnya perempuan dalam pariwisata memberikan warna tersendiri yang semakin memperkuat kekayaan nilai dan budaya bangsa Indonesia. "Keramahtamahan menjadi salah satu ciri khas yang menggambarkan akulturasi yang mendalam atas peran wanita dan kekayaan budaya bangsa," ungkapnya.
Tak hanya itu, Febrina juga memberikan perhatian terhadap green tourism lantaran green tourism merupakan bentuk pariwisata yang sudah cukup lama dicanangkan dan semakin berkembang saat ini. "Hal ini tumbuh dari kepedulian masyarakat terhadap keberlanjutan lingkungan, terutama atas isu lingkungan yang cukup masif beberapa waktu terakhir," katanya.
Jadi, lanjutnya, sejak tahun 2021 silam, Injourney Destination Management telah melakukan berbagai inisiasi dalam pengelolaan green tourism. Upaya pengurangan emisi dilakukan dengan menerapkan kendaraan bebas emisi untuk moda mobilitas wisata di seluruh kawasan destinasi.
"Di TMII revitalisasi telah dilakukan untuk mengubah lebih dari 70% area destinasi sebagai area hijau, bahkan di Candi Borobudur saat ini 96% dari luas kawasan merupakan area hijau," ucapnya. Selain itu, Febrina mengatakan, Injourney Destination Management bekerja sama dengan empat desa sekitar untuk mendukung program Reduce, Reuse, Recycle. Sekitar 3 ton limbah per hari, yang terdiri dari 92% limbah organik dan 8% non-organik dikelola dengan menghadirkan program Edu-Kriya yang bertujuan untuk mengedukasi pengunjung dalam mengolah limbah non-organik menjadi produk seni.
Adapun IDM yang mengelola destinasi wisata yang erat kaitannya dengan budaya maka menurut Febrina, InJourney Destination Management telah terlibat aktif dalam upaya melestarikan budaya karena budaya Nusantara merupakan bagian dari karakter bangsa Indonesia.
"Keanekaragaman budaya menjadi ciri khas yang membedakan dengan negara lain. Budaya dan tradisi bukanlah sesuatu yang harus dilestarikan dalam diam, melainkan sesuatu yang harus dirayakan, dibagikan, dan dikembangkan secara bersama," tegasnya.
Menariknya ekosistem InJourney Destination Management hadir melalui pendekatan inklusif dan berkelanjutan dengan empat pilar utama, yaitu spiritual, konservasi, edukasi dan pariwisata. "Wisatawan diajak untuk menikmati kekayaan budaya Indonesia secara menyeluruh sejak akan pergi berwisata, berkunjung ke destinasi, hingga kembali ke aktivitas sehari-hari," tuturnya.
Febrina mengungkapkan bahwa pariwisata Indonesia sangat terbuka terhadap para wisatawan, baik wisatawan Nusantara maupun mancanegara. Menurutnya, gejolak yang terjadi beberapa waktu kemarin tidak menyurutkan semangat pariwisata dalam memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh wisatawan yang hadir.
"Kondisi destinasi wisata dalam keadaan kondusif dan keamanan serta kenyamanan wisatawan menjadi prioritas utama. Melalui layanan yang prima serta keramahtamahan pada setiap aspeknya, pariwisata Indonesia hadir sebagai sisi yang menyeimbangkan dan merangkul para wisatawan di tengah gejolak yang sempat terjadi," tutupnya. (Gabriel Bobby)