DESTINATIONS

Peliknya Membidik Kelas Premium di Bursa Wisata Independen

TTC Ttavel Mart Signature (Ist)

Jalan terjal untuk menyajikan bursa wisata dengan segmentasi premium ternyata tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Apalagi, digarap dalam waktu yang sangat minim. Rentang waktu tiga bulan untuk menarik pangsa pasar kelas atas ternyata tidak cukup untuk membujuk klien agar sedia berbisnis dengan para buyer dari seluruh Indonesia. Hal ini diutarakan oleh Tedjo Iskandar, Founder dari TTC Travel Mart usai menggelar TTC Travel Mart Signature yang berlangsung, Senin (15/07/2019) di RedTop Hotel, Pecenongan, Jakarta Pusat. "'The show must go on'. Meski belum 100 persen seller adalah kelas premium, kita tetap jalan. Ini pembelajaran buat kita ketika membidik kelas premium. Terlebih lagi ini event pertama dengan segmentasi premium,” ungkap Tedjo dalam siaran pers yang diterima patainanews.com, Selasa (16/7/2019). Ihwal ini lah yang menurut analisa Tedjo, banyak pengembang dan operator resort, atraksi wisata, tour operator, rental transportasi yang berkasta premium belum banyak yang mengetahui. Padahal, urai Tedjo, seluruh data seller di kelas premium telah dikontaknya. Akan tetapi masih belum ada yang bergeming. Meski demikian, bukan berarti tidak ada. Nyatanya, ada lebih dari 33 seller kelas premium ikut dalam TTC Travel Mart Signature yang pertama. “Memang harus diakui, untuk mengawali sesuatu yang baru tidak selamanya harus “meledak” langsung. Beruntungnya, beberapa tour operator premium dari luar negeri seperti Nepal, Bhutan, India, Israel, Slovenia, GWK, Om Ham, Safari Cruise, hadir di TTC Travel Mart Signature yang pertama ini. Dulu ini terjadi pada TTC Travel Mart International dan TTC Travel Mart Nusantara hingga akhirnya eksis seperti sekarang yang sudah berjalan sampai tahun ke 31,” ucap Tedjo. Lebih jauh lagi Tedjo menjelaskan, selain membidik segmen premium, lay out meja untuk berbisnis pun telah dikonsep berbeda. Untuk TTC Travel Mart Signature table di setting menggunakan model L. Selain menjadi pembeda, setingan meja seperti ini diyakini lebih maksimal dan efektif untuk bertransaksi. Dari sisi penjualan, sebenarnya harga per table untuk TTC Travel Mart Signature lebih murah dibandingkan harga per table yang diberlakukan di TTC Travel Mart International dan TTC Travel Mart Nusantara. “Untuk harga TTC Travel Mart Signature kita banderol Rp7,5 juta per meja (model L). Sedangkan, untuk harga TTC Travel Mart International kita kasih Rp15,4 juta untuk dua kota,” rinci Tedjo. Diakui oleh Tedjo, banyak resort mewah, life on board, glamping, dengan konsep lifestyle, car rental premium, tour operator, dan lainnya yang lepas dari bidikannya. “Sebenarnya banyak resort, glamping dan operator atraksi wisata mewah di kawasan puncak, Bogor, Jawa Barat, yang dibidk. Akan tetapi kali ini bidikannya meleset. Ini wajar. Selain belum kenal konsepnya, event ini juga baru kali pertama digelar,” terang Tedjo. Meski demikian, Tedjo akan kembali melanjutkan konsep TTC Travel Mart Signature di tahun mendatang. “Yang terpenting, TTC Travel Mart Signature telah pecah telor. Dan, tim kita masih semangat dan positif. Tinggal kita urai setrategi dan mempersiapkan waktu untuk tahun mendatang,” pungkas Tedjo, optimistis. (Gabriel Bobby)

Artikel Lainnya