PATADaily.id - Kunjungan kapal pesiar yang membawa wisatawan mancanegara harus mendapat respons positif dari pemerintah sebab kedatangan kapal pesiar ke negeri ini bisa menguntungkan pariwisata dalam negeri yang tengah lesu menghadapi wabah virus corona.
"Saya concern dengan kunjungan kapal pesiar ke Indonesia karena mereka batal ke daerah utara, seperti Jepang dan China tetapi memilih ke Indonesia. Namun, di Indonesia informasinya masih simpang siur," kata Jongki Adiyasa, Executive Director Ina Leisure ketika dihubungi patadaily.id, Selasa (10/3/2020).
Jongki menjelaskan, kapal pesiar Viking Sun ketika berkunjung ke Indonesia, namun ada kota di Tanah Air yang menolak kedatangan kapal pesiar tersebut tetapi pulau Bali akhirnya menerima kedatangan kapal pesiar itu.
"Saya dengar ada kapal Colombus yang sudah masuk dan wisata di Bali pada Senin (9/3/2020) dan saat ini, Selasa (10/3/2020) menuju Lombok untuk wisata di Lombok. Yang membuat bingung adalah sesama pejabat membuat keputusan yang berbeda. Padahal, ada beberapa pertimbangan, yakni kita menjaga negara kita, menjaga teritori kita dari segala macam ancaman termasuk ancaman virus corona. Apabila sudah clear kedua belah pihak sepakat bahwa semua pihak bersih dari virus corona, maka sudah selayaknya pejabat kita satu suara untuk menerima kapal pesiar. Jadi apabila dalam keadaan harus menolak kedatangan kapal pesiar, para pejabat patut menolak dengan disertai alasan yang ilmiah," urainya.
Jongki menjelaskan, pada saat pariwisata Indonesia terus merosot, datangnya kapal pesiar "yang bersih" tentunya akan menguntungkan pariwisata negeri ini.
Menurutnya, selama Maret hingga April mendatang banyak kapal pesiar banyak memiliki rute ke Jepang dan China untuk menikmati Spring Festival.
"Namun karena daerah di sana tidak bersih, maka mereka akan mencari ke tempat yang lebih aman. Jadi, ini adalah kesempatan kita untuk mengalihkan kapal pesiar tersebut ke Indonesia tentunya setelah yakin kapal pesiar tersebut memang bersih adanya, termasuk dari wabah virus corona," paparnya.
Ia menambahkan, sebagai pengelola kapal pesiar juga tidak sembarangan dan ada menolak penumpang yang diragukan asal-usulnya. (Gabriel Bobby)