PATADaily.id - Jakarta - Halimah Munawir, seorang sastrawati dan penggiat budaya Nusantara tampak hadir dalam Majelis Musyawarah Sunda.
Sosok satu ini diketahui selama ini telah menghasilkan karya buku dari novel, Antopologi puisi dan biografi. Halimah juga menulis cerita pendek (cerpen) dan cerita bersambung (cerbung) di media online. Ia juga selama ini dikenal sebagai owner Rumah Budaya HMA di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Saya hanya salah satu diantara pinisepuh majelis Musyawarah Sunda perwakilan dari Betawi karena pada hakekatnya jika menilik sejarah, peradaban Sunda lebih dulu ada sebelum Betawi. Sunda Kelapa adalah salah satu "saksi" yang ada," ucapnya ketika dihubungi patadaily.id, Selasa (9/7/2024).
Halimah, perempuan kelahiran Cirebon ini menuturkan bahwa Sunda Kelapa, dulu pelabuhan Kerajaan Sunda atau yang lebih dikenal saat itu sebagai Kerajaan Pajajaran yang beribu kota di Pakuan Pajajaran (sekarang Kota Bogor) yang direbut oleh pasukan Demak dan Cirebon.
Saya, lanjutnya, yang lahir di Cirebon dan besar di Jakarta sedikit banyak mengetahui budaya Sunda karena dirinya selama ini menyukai budaya Sunda yang termasuk dalam keanekaragaman budaya Nusantara.
"Rupanya darah Cirebon saya bagai "magnet" sebagai pinisepuh Majelis Musyawarah Sunda," tuturnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menghadiri Istrenan (pelantikan) Majelis Musyawarah Sunda (MMS) di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (8/7/2024).
MMS merupakan wadah untuk menjaga nilai-nilai hingga ruang diskusi kesundaan. “Ini adalah tokoh-tokoh Sunda, luar biasa. Guru besar, Kiai semua lengkap, pengalaman beliau yang menekuni bidang masing-masing,“ kata Herman Suryatman.
Ia mengungkapkan, Pemprov Jabar menyambut baik kehadiran Majelis Musyawarah Sunda, ia pun mengajak untuk saling berkolaborasi dalam upaya mengakselerasi kemajuan Jabar pada 2025 mendatang.
“Yang paling utama adalah tindak lanjutnya. Kita punya pekerjaan rumah untuk menurunkan stunting, kemiskinan, dan pengangguran," papar Herman.
“Ini harus diselesaikan dengan cara super team, gotong royong, sabilulungan. Tentu di dalamnya ada Majelis Musyawarah Sunda," imbuhnya.
Herman mengungkapkan bahwa pihaknya telah mendengar berbagai aspirasi, arahan serta masukan dari para sepuh MMS. Ia pun akan menindaklanjuti berbagai masukan tersebut.
“Ini harus dilakukan secara bertahap, tapi juga akseleratif, jangan pakai lama. Kami harus lakukan akselerasi untuk kemajuan Jawa Barat," jelasnya.
Pada kesempatan itu Herman menyatakan pula bahwa Jabar akan menjadi provinsi termaju pada Desember 2025, jika seluruh komponen saling bahu-membahu menyelesaikan berbagai persoalan tersebut.
“Sebagaimana RPJPD 2025 apabila bersama-sama pemda kabupaten kota, kecamatan, dan desa bahu-membahu, dan yang paling utama adalah membangun manusianya," terangnya.
Ia menekankan pula, paling utama adalah nilai kesundaannya, yang dapat menjadi spirit dalam menghadapi berbagai persoalan di Jabar.
“Pemerintah bagian kecil, tapi harus menjadi dinamisator, inspirator, motivator, dan kolaborator bergeraknya semua entitas Sunda yang ada di Jabar maupun entitas lainnya dalam bingkai NKRI," tuturnya. (Gabriel Bobby)