PATADaily.id - Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebutkan indeks kinerja pariwisata atau travel tourism development index (TTDI) Indonesia berpeluang menembus 15 besar dunia pada tahun mendatang yang pada 2023 berada di peringkat 22 dunia dari 119 negara.
“Tantangannya kolaborasi lintas sektor yang perlu dilakukan lebih optimal karena ini bukan peran utama di Kemenparekraf saja,” terang Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf Dessy Ruhati dalam jumpa pers secara virtual jelang Konferensi Kualitas Pariwisata Indonesia (IQTC), Rabu (28/8/2024).
Dessy menjelaskan bahwa peluang besar itu melanjutkan tren positif pertumbuhan pariwisata Indonesia setelah sempat mati suri akibat pandemi COVID-19.
Adapun TTDI Indonesia pada 2023 lalu yang diumumkan pada 2024 itu berada di peringkat ke-22 atau naik dibandingkan 2021 yang berada pada posisi ke-32 dunia berdasarkan penilaian Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang diumumkan dua tahun sekali.
Rencananya, dalam forum IQTC tersebut juga akan dibahas upaya meningkatkan peringkat indeks pariwisata Tanah Air itu.
Sementara itu, Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Marves) Odo RM Manuhutu pada kesempatan yang sama menambahkan bahwa untuk mendorong peningkatan indeks itu perlu dukungan kebijakan dari pemerintah daerah yang selaras dengan kualitas pariwisata.
Kemudian, lanjut dia, pemerintah daerah juga diharapkan mengalokasikan anggaran cukup minimal satu persen dari APBD untuk pariwisata dan memperbaiki infrastruktur dasar.
Sejumlah perbaikan juga perlu dilakukan di antaranya terkait penanganan atau pengelolaan sampah termasuk dari plastik.
“Kalau fokus seluruh sektor melakukan perbaikan, untuk mencapai peringkat 15 besar, kami optimistis karena ada modal selama empat tahun terakhir ada kesepahaman dan keseragaman melakukan langkah dan tindakan nyata,” imbuhnya.
Selain kebersihan, Kemenparekraf juga memetakan sejumlah pekerjaan rumah untuk mendorong indeks pariwisata Indonesia di antaranya kesehatan hingga ketersediaan jaringan informasi dan komunikasi serta peningkatan layanan kepada wisatawan. (Gabriel Bobby)