UNA SPES
UNA VIA
(Satu Harapan Satu Tujuan)
Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju
Menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-80
Oleh : Adharta
Ketua Umum
KRIS
17 Agustus 2025
Merdeka
Selamat dan Bahagia
Bagi seluruh saudara sebangsa dan setanah air Indonesia
Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80
Saudara saudara sebangsa dan setanah air,
Hari ini kita berdiri di sebuah momentum yang sangat berharga. 80 tahun yang lalu, para pendiri bangsa dengan keberanian dan tekad yang tak tergoyahkan, memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia.
Sebuah peristiwa monumental yang lahir bukan dari hadiah, melainkan dari perjuangan panjang, darah, air mata, dan pengorbanan tanpa pamrih.
Kini, delapan dasawarsa kemudian, tugas kita bukan lagi merebut kemerdekaan, melainkan mengisi kemerdekaan dan mempertahankanya dengan semangat jiwa dan raga.
Pertanyaannya
sudahkah kita benar-benar merdeka dalam arti yang sesungguhnya?
Merdeka bukan sekadar terbebas dari penjajahan fisik, tetapi juga merdeka dalam pikiran, sehat jasmani dan rohani, berdaulat dalam ekonomi, berkarakter dalam pendidikan, kokoh dalam budaya, harmonis dalam hubungan antarbangsa, serta stabil dalam politik dan keamanan.
Sebagai Ketua Umum KRIS, izinkan saya mengajak seluruh anggota KRIS, keluarga besar dan seluruh sahabat
Baiklah saya memaparkan beberapa pemikiran strategis dalam menyambut HUT ke-80 Republik Indonesia, dengan enam bidang penting yang menjadi pijakan kita bersama.
Pertama
Bidang Kesehatan
Sehat Lahir Batin, Sehat Bangsa
Apapun kondisi bangsa ini, satu hal yang harus kita pegang teguh
Negara hanya bisa kuat bila rakyatnya sehat.
Sehat lahir berarti tubuh yang terjaga, gizi yang cukup, akses layanan kesehatan yang merata dari Sabang sampai Merauke.
Tetapi ada yang tak kalah penting, yakni sehat batin.
Jika rakyat mengalami tekanan batin, stres sosial, atau kehilangan arah spiritual, maka bangsa ini akan rapuh.
Lebih berbahaya lagi bila yang tidak sehat itu adalah pikiran. Pikiran yang sakit bisa melahirkan korupsi, intoleransi, perpecahan, bahkan pengkhianatan terhadap bangsa.
Maka, pembangunan kesehatan tidak boleh semata-mata urusan rumah sakit atau obat-obatan. Kita harus membangun sistem kesehatan preventif, memperkuat gaya hidup sehat, menyediakan ruang olahraga yang murah dan mudah diakses, menguatkan pola makan bergizi berbasis kearifan lokal, dan tentu saja layanan kesehatan modern yang adil untuk semua.
Di usia 80 tahun kemerdekaan ini, marilah kita wujudkan bangsa yang sehat jasmani, sehat rohani, sehat pikiran, dan sehat sosial.
Kedua
Bidang Pendidikan
Mendidik Tanpa Celah
Pendidikan adalah fondasi utama peradaban. Sejarah membuktikan bangsa yang kuat bukan hanya karena kekayaan alam, tetapi karena kekuatan manusianya.
Oleh karena itu, pendidikan harus diperhatikan secara menyeluruh. Dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, tidak boleh ada satu jenjang pun yang lolos dari pengaturan yang baik dan berkeadilan.
TK adalah tempat menanamkan karakter
SD dan SMP adalah tempat menumbuhkan logika dasar dan moral.
SMA menajamkan pilihan hidup
Perguruan Tinggi membentuk pemimpin masa depan.
Semua jenjang harus bersinergi, bukan terputus.
Namun kita sering melihat masalah: kesenjangan kualitas antara sekolah di kota besar dan pelosok, pendidikan yang terlalu menekankan hafalan tanpa kreativitas, serta beban biaya yang masih menghantui banyak keluarga.
Maka, pada usia kemerdekaan ke-80 ini, kita harus memperjuangkan pendidikan
yang:
1. Merata: tidak ada anak Indonesia yang tertinggal hanya karena lahir di daerah terpencil.
2. Berkualitas: guru diberdayakan, kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan zaman.
3. Berkarakter: bukan hanya pintar, tetapi juga bermoral dan berjiwa gotong royong.
4. Terjangkau: tidak ada anak yang putus sekolah karena biaya.
Sebab hanya dengan pendidikan yang benar, kita bisa melahirkan generasi emas Indonesia 2045.
Ketiga
Bidang Ekonomi dan Perdagangan
Membangun Kekuatan dan Daya Saing
Ekonomi adalah nadi kehidupan bangsa.
Tanpa ekonomi yang kuat, kedaulatan politik pun rapuh.
Hari ini kita menghadapi tantangan global persaingan perdagangan bebas, revolusi digital, krisis energi, dan dinamika geopolitik dunia. Jika kita tidak siap, kita hanya akan menjadi pasar, bukan pemain.
Karena itu, ekonomi Indonesia harus dibangun atas tiga pilar:
1. Kemandirian berdiri di atas kaki sendiri, yakni dengan mengolah sumber daya alam secara bijak. Jangan hanya mengekspor bahan mentah, tetapi tingkatkan nilai tambah melalui industri dalam negeri.
2. Daya Saing produk Indonesia harus mampu bersaing di pasar internasional. Ini butuh inovasi, riset, dan kualitas SDM yang mumpuni.
3. Keadilan Ekonomi maka pembangunan tidak boleh hanya menguntungkan segelintir orang. UMKM, koperasi, petani, dan nelayan harus mendapat dukungan yang nyata.
Dengan ekonomi yang kuat dan perdagangan yang berdaya saing, Indonesia akan benar-benar menjadi macan Asia bukan sekadar karena jumlah penduduk, tetapi karena kekuatan produksi dan inovasinya.
Keempat
Bidang Sosial, Budaya, dan Spiritualitas
Membangun Jati Diri Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang besar karena keberagaman sosial dan budaya. Dari Sabang sampai Merauke, ribuan bahasa, tradisi, tarian, dan kearifan lokal hidup berdampingan. Namun di tengah globalisasi, kita menghadapi tantangan besar luntur identitas.
Kita tidak boleh kehilangan jati diri.
Gotong royong harus tetap menjadi roh bangsa. Tatakrama dan sopan santun harus dijaga, bukan tergilas oleh budaya instan.
Selain itu, spiritualitas dan kehidupan beragama juga memegang peran penting. Kita bangsa yang religius, yang percaya bahwa kekuatan bangsa bukan hanya pada otot dan pikiran, tetapi juga pada doa. Maka kerukunan antarumat beragama adalah harga mati.
Tidak boleh ada permusuhan atas nama agama.
Kebudayaan yang kuat, sopan santun yang dijaga, serta spiritualitas yang terpelihara akan menjadi pondasi moral bangsa menuju kejayaan.
Kelima
Hubungan Antarbangsa
Rukun di Dalam, Bermartabat di Luar
80 tahun merdeka mengajarkan kita satu hal: kerukunan adalah modal dasar kebangsaan. Tanpa kerukunan, kita mudah dipecah belah.
Kerukunan tidak hanya antar suku dan agama, tetapi juga kerukunan sosial, politik, dan antar generasi. Jika kita rukun, maka kita kokoh.
Di kancah internasional, Indonesia harus tampil sebagai bangsa yang bermartabat dan berdaulat. Politik luar negeri kita adalah bebas aktif, yang artinya kita tidak tunduk pada blok tertentu, melainkan berdiri tegak untuk kepentingan bangsa sendiri, sekaligus menjadi jembatan perdamaian dunia.
Kita harus memperkuat diplomasi ekonomi, mempererat hubungan bilateral dan multilateral, serta memastikan bahwa kepentingan rakyat Indonesia selalu menjadi prioritas utama dalam setiap kerja sama internasional.
Keenam
Politik dan Keamanan
Menjaga Stabilitas, Memastikan Keberlanjutan
Politik dan keamanan adalah penopang seluruh pembangunan. Tanpa stabilitas politik, ekonomi lumpuh.
Tanpa keamanan, rakyat hidup dalam ketakutan.
Kita membutuhkan politik yang sehat, bukan politik yang penuh intrik. Demokrasi harus dijalankan dengan kesantunan, bukan dengan saling menjatuhkan. Partai politik harus menjadi wadah pendidikan politik, bukan sekadar kendaraan kekuasaan.
Dalam hal keamanan, Indonesia menghadapi tantangan baru
ancaman terorisme, kejahatan siber, konflik perbatasan, hingga bencana alam.
Semua ini harus diantisipasi dengan sistem pertahanan yang kuat, profesional, dan modern.
Namun ingat, keamanan tidak hanya tanggung jawab TNI-Polri. Rakyat yang bersatu adalah benteng keamanan bangsa yang paling kokoh.
Marilah kita bersama menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka
Saudara Saudara sebangsa dan setanah air,
Kini kita berdiri di persimpangan sejarah.
Delapan puluh tahun bukan usia yang muda, tetapi juga belum tua.
Kita masih punya ruang besar untuk tumbuh, berkembang, dan melompat maju.
Mari kita jadikan HUT ke-80 RI ini sebagai momentum untuk menyucikan niat, memperbaiki arah, dan memperkuat langkah. Jika enam bidang tadi kita perhatikan dengan sungguh-sungguh Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi, Sosial-Budaya dan Spiritualitas, Hubungan Antarbangsa, serta Politik dan Keamanan
maka saya yakin, 100 tahun Indonesia merdeka di tahun 2045, bangsa ini akan benar-benar berdiri sebagai bangsa besar, bermartabat, dan menjadi teladan dunia.
Merdeka!
Adharta
Ketua Umum
KRIS
Www.kris.or.id
Www.adharta.com (Gabriel Bobby)