PATADaily.id - Jakarta - Setelah sukses memperkenalkan kolaborasi budaya pada edisi sebelumnya, Acaraki Jamu Festival kembali hadir pada Juli dengan semangat yang lebih meriah dan mendalam. Mengusung tema “Menjamu Warisan, Merayakan Indonesia,” festival ini menjadi panggung kolaboratif yang tidak hanya menyatukan tradisi dan gaya hidup modern, tapi juga mempertegas kembali peran budaya sebagai pilar jati diri bangsa.
Acaraki Jamu Festival ini diselenggarakan oleh GP Jamu (Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia), serta didukung penuh oleh Acaraki sebagai pelopor edukasi jamu modern, dan Larutan Penyegar Cap Badak brand legendaris minuman pereda panas dalam yang selama puluhan tahun telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia.
Acaraki Jamu Festival dilandasi oleh filosofi menjamu bukan sekadar menyuguhkan minuman, tetapi juga tentang menyambut, merawat, dan menjaga yang berharga. Jamu, sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia, menjadi simbol kekuatan, kearifan lokal, dan kasih sayang antar generasi.
Melalui festival ini, GP Jamu dan para pendukungnya ingin mengangkat kembali nilai-nilai tersebut ke panggung publik dengan cara yang relevan untuk generasi masa kini. Tradisi tidak harus tinggal dalam museum ia bisa hidup, dinamis, dan bahkan menjadi bagian dari tren, selama kita tahu bagaimana merawatnya dengan cinta dan kreativitas.
“Acaraki Jamu Festival bukan sekadar perayaan budaya, tapi adalah bentuk komitmen jangka panjang kami untuk memastikan bahwa jamu sebagai warisan asli Indonesia tetap relevan, diterima, dan dicintai oleh generasi sekarang dan mendatang. Kami melihat bahwa banyak generasi muda sebenarnya tertarik pada budaya lokal, hanya saja penyajiannya perlu lebih kontekstual, modern, dan dekat dengan gaya hidup mereka saat ini," tutur Jony Yuwono, Ketua Umum GP Jamu.
Melalui festival ini, lanjutnya, kami mencoba menjembatani antara nilai-nilai tradisional dan cara berekspresi yang kekinian, lewat format yang beragam. "Kami ingin mengangkat peran Mbok Jamu tidak hanya sebagai ikon budaya, tetapi juga simbol dari kekuatan, ketekunan, dan kasih sayang yang diwariskan secara turun-temurun. Kami bersama-sama percaya bahwa budaya tidak cukup hanya dipelihara, tapi juga harus dihidupkan kembali dalam format yang menginspirasi. Harapan kami, festival ini bukan hanya menjadi agenda tahunan, tapi juga gerakan budaya yang berkelanjutan dan bisa tumbuh bersama masyarakat,” ujar Jony Yuwono yang juga owner Acaraki. (Gabriel Bobby)