TRAVEL

PT HIN Rebranding Hotel Kedepankan Kearifan Lokal

Menparekraf Sandiaga Uno (Ist)

PATADaily.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi Holding hotel Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN melakukan rebranding pada 3 unit hotelnya sebagai upaya mempromosikan kearifan lokal dan keunikan yang ada di setiap daerah di Indonesia.

Ketiga unit hotel yang memiliki tampilan baru itu diantaranya Inaya Putri Bali (hotel bintang 5) menjadi Merusaka Nusa Dua - Grand Inna Padang (hotel bintang 4) menjadi Truntum Padang.

Kemudian Inna Parapat (hotel bintang 3) menjadi Khas Parapat. Kementerian BUMN telah membentuk holding BUMN hotel dalam dua program pengelolaan dan pengembangan holding hotel BUMN ke depan yakni holding ownership yang dilaksanakan anak usaha PT Wijaya Karya (Persero), PT Wijaya Karya Realty, dan holding operatorship untuk HIN yang kemudian diserahkan kepada Hotel Indonesia Group (HIG) selaku anak perusahaan.

Menparekraf Sandiaga Uno dalam sambutanya saat Peluncuran Nama dan Logo Baru (Rebranding) Unit Hotel PT Hotel Indonesia Natour di Merusaka Nusa Dua, Bali, Kamis (8/11/2021) menjelaskan, pihaknya mengapresiasi langkah yang dilakukan holding hotel BUMN untuk melakukan transformasi di tengah pandemi covid-19.

Menurutnya, momentum ini diharapkan mampu membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif baik di Bali maupun di seluruh Indonesia.

“Memang ini saat yang tepat untuk kita melakukan pembenahan, karena di tengah pandemi ini kita memiliki waktu untuk berpikir kembali. Ini bagian dari inovasi, adaptasi, dan kolaborasi, temen-temen BUMN juga sepakat jika sektor parekraf menjadi lokomotif keluar dari pandemi ini. Terlebih dengan rebranding 3 hotel yang memiliki unsur kearifan lokal kami harapkan akan tercipta peluang dan lapangan kerja baru.” ujar Menparekraf Sandiaga Uno dapam siaran pers yang diterima patadaily.id.

Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, jika kepemilikan dan pengelolaan hotel memang harus dipisahkan seperti yang dilakukan holding hotel BUMN guna mempermudah kinerja.

Kemudian dengan program rebranding ini maka diharapkan akan lebih meningkatkan nilai hotel milik BUMN dan membangun citra positif kepada tamu. Tentunya ini harus diiringi dengan inovasi baru yang disesuaikan dengan kondisi saat ini, baik dalam pelayanan, produk, maupun SDM.

“Ke depan diharapkan kita dapat berkolaborasi bersama untuk memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia dengan melakukan aksi nyata untuk mendukung pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa pihaknya meluncurkan 3 brand dari program rebranding hotel sebelumnya yang nantinya akan secara bertahap dimasukan kedalam holding hotel BUMN. Kemudian secara bertahap pada 2021 akan ada 29 hotel di bawah BUMN yang akan melakukan rebranding.

“Dalam 3 tahun ke depan kita akan rebranding 111 hotel, sehingga diharapkan ke depan seiring membaiknya pariwisata pascapandemi kita sudah akan memiliki banyak hotel baru yang bercita rasa Indonesia dan memberikan kebanggaan bagi brand lokal, serta mengusung kearifan lokal di daerah masing-masing,” ujarnya.

Direktur Utama HIN Iswandi Said menambahkan, pihaknya bertekad mampu mengelola secara profesional jaringan hotel BUMN dengan berstandar internasional di tengah adaptasi normal baru, sekaligus mengusung kearifan lokal atau keramahtamahan Indonesia.

"Kami berambisi menjadi tuan rumah di negeri sendiri sebagai salah satu jaringan hotel Indonesia. Dengan memperhatikan berbagai elemen penting yang khas Indonesia yaitu sight berupa kain tenun Indonesia, sound berupa musik tradisional Indonesia, rasa berupa makanan khas Indonesia dengan standar internasional, scent berupa ramuan dan aromatic khas Indonesia, dan sentuhan berupa Indonesia hospitality,” ujarnya. (Gabriel Bobby)

Artikel Lainnya