PATADaily.id - Indonesia yang terdiri dari 34 provinsi dan memiliki banyak destinasi wisata menarik yang tersebar dari kawasan timur hingga ke wilayah barat bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk orang Indonesia melakukan Work from Travel Destination (WFTD).
Hal tersebut diungkapkan Agus H Canny, Executive Director PATA Indonesia Chapter kepada patadaily.id di Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Agus menjelaskan, WFTD adalah orang bisa bekerja di destinasi wisata yang menarik yang ada di Tanah Air selama era New Normal.
"Orang bisa saja kerja di Bali, Tanjung Lesung dan lainnya selama masa New Normal," ucapnya.
Ia mengatakan, travel destination yang menjadi WFTD harus dilengkapi dengan teknologi canggih, seperti fasilitas wifi yang kuat sehingga bisa menjadi daya tarik bagi banyak orang untuk bekerja di destinasi wisata yang menarik di Indonesia.
"WFTD bisa membuat orang Indonesia bisa bekerja dari mana saja, utamanya di destinasi wisata di Indonesia," ungkapnya.
"Dulu sebelum ada wabah virus corona, orang yang traveling ke suatu destinasi di Indonesia yang menggunakan jasa travel agent biasanya masuk hotel terlebih dahulu, baru ke destinasi tujuan. Namun, sekarang di era New Normal, traveler bisa langsung ke destinasi wisata tujuan," paparnya.
Ya, sejak ada pandemi covid-19, seperti diketahui banyak orang yang bekerja di rumah (WFH).
Namun, WFTD bisa menggantikan WFH sebab bisa kerja sekaligus menikmati suasana traveling.
Agus mengemukakan, selama ini masyarakat Indonesia terbagi dalam dua kelompok, yakni kelompok 20% yang terdiri dari orang-orang yang punya kemampuan finansial yang bagus, contohnya seperti direktur, dan manajer.
"Sementara 80% terdiri dari buruh, pekerja dan UMKM," katanya.
Ia menjelaskan, dulu sebelum ada pandemi covid-19, orang Indonesia yang ada di kalangan 20% itù, ada sekitar 70% yang traveling ke berbagai destinasi wisata yang ada di Tanah Air, dan sisanya 30% memutuskan untuk traveling ke luar negeri.
"Sedangkan dari kelompok yang masuk 80%, diketahui ada 95% yang traveling ke beragam destinasi wisata di Indonesia dan hanya 5% yang memutuskan untuk traveling ke luar negeri," terangnya.
Dari kalangan orang Indonesia yang termasuk 20% itu, lanjutnya, sebelum ada wabah virus corona, mereka 100% pergi ke kantor untuk bekerja.
"Sementara dari kelompok 80% kerja di pabrik dan ada yang membuka usaha dengan cara berjualan," tuturnya.
Dan, lanjutnya, begitu ada kejadian virus corona di Indonesia dan kemudian negeri ini masuk era New Normal, maka orang Indonesia yang ada dalam kelompok 20% itu, sebanyak 80% melakukan work from home (WFH) karena mereka bekerja di rumah dengan mengandalkan teknologi canggih.
"Jadi ada peluang besar untuk menggarap 80% orang yang WFH itu untuk tertarik pindah melakukan WFTD (Work from Travel Destination) dengan catatan WFTD harus dilengkapi fasilitas teknologi yang bagus, misalnya wifi yang kuat," ujarnya. (Gabriel Bobby)