TRAVEL

Pasca Virus Corona, 2022 Pariwisata Dunia Pulih

Menanti wisatawan traveling pasca wabah covid-19 (Ist)

PATADaily.id - Pariwisata dunia diperkirakan akan pulih pada 2022 mendatang pasca wabah covid-19.

Hal tersebut disampaikan Tetty DS Ariyanto dalam surat edaran Ketum ITLA No 349/ITLA-04/2020 yang diterima patadaily.id, Senin (13/4/2020).

"Presiden Jokowi dalam konferensi pers pada Selasa, 24 Maret 2020 menerangkan bahwa Pemerintah terus bekerja keras untuk mengantisipasi pandemi global Covid-19, untuk mempertahankan daya beli masyarakat, untuk mengurangi risiko PHK dan mempertahankan produktivitas ekonomi, produktivitas masyarakat di seluruh Tanah Air Indonesia," paparnya.

Ia mengatakan, berdasarkan data www.covid19.go.id hingga Minggu 12 April 2020, kasus aktif Corona tercatat di 213 negara. Sementara di Indonesia tercatat 4,241 kasus positif Covid-19, sembuh 359 dan meninggal 373 orang. Fatality Rate Indonesia termasuk tinggi.

Karenanya untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19, orang harus menjaga jarak baik secara fisik atau pun secara sosial. Sebagian besar negara di dunia menerapkan kebijakan “tinggal di rumah” dan “kerja dari rumah”.

"Bentuk Social Distancing antara lain melakukan rapat secara online dibandingkan bertemu langsung, jika memungkinkan, bekerja dari rumah, batalkan rencana bepergian ke acara ramai, termasuk pesta pernikahan sekalipun, untuk menjaga silaturahmi gunakan teknologi seperti chatting maupun video call, batasi aktivitas keluar kota atau keluar negeri, dan membeli barang-barang kebutuhan pokok secukupnya, misal untuk stok selama 2 minggu agar tidak terlalu sering keluar rumah untuk berbelanja," urainya.

Sementara sejak Jumat, 10 April 2020, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan saat ini pun Jawa Barat sedang mempersiapkan PSBB di Kota dan Kabupaten yang berbatasan dengan wilayah DKI Jakarta.

"Apa dampaknya terhadap pariwisata? Dampak terhadap pariwisata dunia mengacu data International Air Transport Association (IATA) 24 Maret 2020 memperkirakan bahwa industri perjalanan udara akan mengalami kerugian hingga 211 miliar poundsterling pada tahun ini. Angka tersebut melonjak dua kali lipat dari analisis IATA yang dilakukan di awal bulan ini dengan memperhatikan perkembangan kasus pandemi virus Corona di dunia pada saat ini. Sedangkan data UNWTO 26 Maret 2020 menyebutkan bahwa kebijakan pembatasan perjalanan dan penutupan wilayah akan berdampak negatif terhadap pariwisata. Diperkirakan kunjungan wisatawan internasional menurun 20% hingga 30% pada 2020 dibandingkan tahun sebelumnya," paparnya.

Tetty melanjutkan, menurut data World Travel and Tourism Council 30 Maret 2020, WTTC memperkirakan 75 juta orang yang bekerja di industri perjalanan dan pariwisata di seluruh dunia bisa kehilangan pekerjaan atau rata-rata 1 juta orang per hari. Jumlah yang kehilangan pekerjaan di Asia Pasifik 49 juta orang, Eropa 10 juta orang dan Amerika 10 juta orang.

"Dampak terhadap pariwisata Indonesia adalah menurut Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (25 Februari 2020) memperkirakan kerugian sektor pariwisata Indonesia USD 500 juta atau Rp 7 triliun per bulannya. Angka kerugian tersebut akan membesar apabila fase tanggap darurat membutuhkan waktu yang panjang dan lama
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebutkan bahwa per 9 April 2020 tercatat 1.542 hotel yang tutup akibat bencana pandemi virus Corona di 31 provinsi. Sedang data restoran yang tutup sementara berkisar 600 restoran," urainya.

Sementara, lanjutnya, Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) yang anggotanya mencapai 944 Travel Agent dalam laporannya tanggal 18 Maret 2020 mencatat turunnya penjualan secara signifikan sebesar 75 persen dan menerangkan bahwa karakteristik bisnis sebagai fungsi perantara merepresentasikan rantai pemasok tak terlihat (vicious cycle) seperti perusahaan penerbangan, transportasi umum lain, sarana rekreasi / aktivitas, Tour Leader, local guide, hotel dan restauran," jelasnya.

Masih ada lagi, katanya, yakni:

o Transfer In/Out

o Atraksi Budaya

o Driver

o Transportasi Wisata

o Obyek Wisata

o Souvenir shop

Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) yang anggotanya mencapai 6.994 perusahaan Agen Perjalanan Wisata (APW), Biro PerjalananWisata (BPW), Biro Perjalanan Wisata Umrah dan Haji dalam laporannya tanggal 19 Maret 2020 mencatat penurunan paling signifikan sebesar 65 persen berupa penjualan paket tur.

'Indonesian Tour Leaders Association (ITLA) yang memiliki 2 perwakilan daerah yaitu Jabar dan Jatim dengan jumlah anggota 1,477 orang dalam hasil surveinya tanggal 20 Maret 2020, mencatat sebesar 766 group tour yang dibatalkan baik oleh anggota ASTINDO maupun ASITA sejak Januari hingga September mendatang dan kini menganggur.

Ia mengungkapkan, rumusan permasalahan pariwisata dengan berhentinya pergerakan manusia di seluruh dunia membuat sektor pariwisata ambruk. Proses tanggap darurat dan pemulihan di masing-masing negara tidak bersamaan waktu penyelesaiannya sehingga pemulihan pariwisata dunia menjadi lambat.

Tetty pun memprediksi pemulihan pariwisata dunia adala pasca pandemi virus Corona jika mengacu pada pemulihan ekonomi dan pariwisata dunia maka

2020 – Tanggap Darurat Selesai, yakni penyelesaian tanggap darurat masing-masing negara tidak sama.

2021 – Ekonomi Dunia Pulih

2022 – Pariwisata Dunia Pulih

"Alternatif rekomendasi bagi anggota ITLA, yakni posisi menentukan prestasi, itu benar adanya. Ketika mental kita siap dengan “worst case scenario” gunakan teori IF – syarat prasyarat berlaku, seandainya jika…bukankah dalam keseharian tugas sebagai Tour Leader sudah kita praktikkan. Marilah buat 3 skenario: Optimis – Moderat – Pesimis. Misal: Optimis memimpin tur di Agustus 2020 mendatang, pesimis memimpin tour semester akhir 2021 mendatang. Moderat menjalankan usaha lain," ungkapnya.

Tetty mengingatkan, jangan lupa tour leader adalah bagian dari mata rantai pemasok yang tak terlihat namun sangat penting peranannya di garda depan perjalanan wisata.

"Dari hasil survei Covid-19 yang ITLA lakukan di Maret 2020, lahir beberapa program, yaitu Selalu Ada Harapan, Modul – Modul Tour Leader untuk Kartu PraKerja, Pelatihan On Line dan beberapa program yang sejalan dengan Pemerintah. Tak hanya itu, kehati-hatian membagi data pribadi sebab ITLA sebagai organisasi resmi yang diakui pemerintah, akan terus mendukung program-program khususnya pariwisata dan akan menjadi saluran resmi pemberian informasi maupun pengumpulan data. Jika ada permintaan data terkait dampak covid-19, yang bukan berasal dari ITLA, mohon member memberitahu organisasi melalui Humas ITLA, Santi Lianto di nomor 0818 899011 atau melalui email : itla@itla.or.id," tuturnya.

"Last but not least. Tour Leader adalah pemimpin – a leader. Menurut penelitian dari McCall dan Lombardo (1983) ada empat sifat kepribadian utama yang menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin, yakni stabilitas dan ketenangan emosional– terutama saat mengalami tekanan, mengakui kesalahan – tidak menutupi, keterampilan interpersonal yang Baik – mampu berkomunikasi dan meyakinkan orang lain tanpa menggunakan taktik yang negatif dan paksaan, pengetahuan yang luas (intelektual) – mampu memahami berbagai bidang daripada hanya memamami bidang-bidang tertentu ataupun pengetahuan tertentu saja. Saatnya kita semua konsolidasi dan bersatu padu. Selalu Ada Harapan. Bersama kita bisa. Viva ITLA!". (Gabriel Bobby)

Artikel Lainnya