TRAVEL

Mulawarman Pharmaceutical Conference ke-19

post-img

PATADaily.id - Samarinda - Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman dengan bangga mengumumkan penyelenggaraan Mulawarman Pharmaceutical Conference (MPC) ke-XIX yang berlangsung pada 29-30 Juli 2024 di Gedung Prof Dr H Masjaya., M.Si, Jalan Sambaliung, Kampus Gunung Kelua UNMUL, Samarinda, Kalimantan Timur.

Kegiatan rutin tahunan ini dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Timur yang diwakili Jaya Mualimin dan jajaran pimpinan Universitas Mulawarman, termasuk Rektor UNMUL, Dr Ir. H. Abdunnur, M.Si., IPU, yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Lambang Subagiyo, M.Si. Hadir pula Dekan Fakultas Farmasi, Dr. apt. Hadi Kuncoro, M.Farm, para Wakil Dekan Fakultas Farmasi, tamu undangan, mahasiswa, serta peserta lainnya.

Dalam laporan Ketua Panitia, Dr apt Aditya Fridayanti, M.Farm., disebutkan bahwa konferensi ini diikuti oleh 382 peserta. Total peserta yang mempresentasikan makalah oral dan poster berjumlah 57 orang, dengan 13 orang invited speaker.

Sementara Dr apt Hadi Kuncoro, M.Farm., selaku Dekan Fakultas Farmasi, dalam sambutannya menekankan bahwa tema konferensi ini menyatakan jamu bukan hanya sebagai suatu produk, melainkan suatu ekosistem. "Jamu tidak hanya untuk diminum, namun juga untuk berbagai bentuk terapi". 

Ia menegaskan bahwa jamu adalah kekayaan Indonesia yang patut dilestarikan. Fakultas Farmasi berkomitmen untuk mendukung pengangkatan jamu sebagai warisan budaya di Indonesia. "Kami juga telah memasukkan jamu sebagai bagian dari kurikulum mata kuliah," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (1/8/2024). Menurutnya, rencana untuk menjadikan MPC sebagai konferensi internasional di masa mendatang.

Sementara itu, Prof Dr Lambang Subagiyo, M.Si., dalam sambutannya mewakili Rektor UNMUL, menekankan pentingnya eksplorasi tanaman obat di hutan Kalimantan yang memiliki biodiversitas tinggi. "Fakultas Farmasi akan mengembangkan produk sesuai dengan PIP UNMUL, contohnya seperti jamu," ujarnya. Prof Subagiyo juga menyatakan harapannya agar MPC dapat menjadi ajang silaturahmi yang positif dan menghasilkan solusi terbaik untuk meningkatkan peran jamu secara nasional dan bahkan internasional.

Konferensi tahun ini mengangkat tema "Wujud Jamu berbasis filosofi djampi oesodo dalam bentuk makanan, minuman, ramuan sediaan, fisioterapi, terapi radiasi (alami dan non alami), dan terapi psikis berKetuhanan yang Maha Esa". Tema ini mencerminkan upaya Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman untuk berkontribusi dalam menyongsong pembentukan kompetensi tenaga kesehatan Indonesia dibidang sediaan farmasi berbasis alamiah dan terapi psikis.

Melalui MPC-XIX diharapkan mampu mendorong akademisi dan praktisi farmasi untuk terus melakukan eksplorasi dan pengembangan keilmuan demi menopang tujuan pembangunan kompetensi tenaga kesehatan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dalam menggali kekayaan pengobatan tradisional Indonesia dan mengintegrasikannya dengan pendekatan holistik dalam perawatan kesehatan modern. 

MPC ke-XIX menghadirkan pembicara utama yang sangat kompeten di bidangnya:

Mayor Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. dr. Daniel Tjen, Sp.S. membahas saintifikasi jamu dengan metode reverse pharmacology untuk jamu dalam bentuk fisioterapi.

Prof. Dr. dr Nyoman Kertia, Sp.PD-KR, FINASIM berbicara tentang saintifikasi jamu dengan metode reverse pharmacology untuk jamu dalam bentuk terapi psikis/sugesti atau mantra.

Dr. apt. Hadi Kuncoro, M.Farm saintifikasi jamu dengan metode reverse pharmacology untuk jamu dalam bentuk terapi energi.

dr. Hardhi Pranata, Sp.S., MARS mempresentasikan saintifikasi jamu dengan metode reverse pharmacology untuk jamu dalam bentuk makanan dan minuman.

apt. Dr. (C) Drs. Budiman Gunawan, MARS. membahas saintifikasi jamu dengan metode reverse pharmacology.

apt. Fajar Prasetya, M.Si., Ph.D. menyajikan materi tentang Djamoe - Djampi Oesodo warisan budaya leluhur sebagai mahakarya yang merupakan bukti puncak spiritualitas dan budaya Nusantara.

"Kami berharap kegiatan MPC ini dapat mempererat kerjasama tidak hanya dari kalangan akademisi, tetapi juga dengan pemerintah provinsi dan kabupaten, seluruh komunitas, dan pers untuk bersama-sama memajukan bidang farmasi di wilayah Kalimantan Timur," tutup Dr Kuncoro. (Gabriel Bobby)

Artikel Lainnya