PATADaily.id - Di era adaptasi kebiasaan baru, wisata adventure di alam diperkirakan akan diminati traveler dengan memerhatikan protokol kesehatan.
Menariknya wisata ke gunung juga mencuri perhatian wisatawan saat masa new normal.
"Di era new normal, masyarakat banyak sekali yang melakukan kegiatan wisata, termasuk wisata kelas ekstrim seperti rafting, caving, diving dan lainnya kecuali pendakian gunung karena beberapa gunung masih tutup dan beberapa yang sudah buka menerapkan aturan pendakian yang sangat rumit," ujar Bagas Raka, owner jurnout.tv ketika dihubungi patadaily.id, Kamis (16/7/2020).
Ia menjelaskan, di era new normal, para pendaki akan lebih mensortir rombongan mereka karena pembatasan oleh pihak basecamp dan masih ada stigma negatif, yakni pandangan orang-orang ketika ramai-ramai di masa pandemi covid-19 masyarakat ketika berpergian dengan banyak orang, jadi otomatis mereka (pendaki) lebih membentuk tim-tim kecil, hanya sekitar 1 hingga 3 orang untuk melakukan pendakian.
"Promosi pendakian gunung oleh pihak Balai Taman Nasional/BKSDA/Kemenparekraf tidak terlalu signifikan karena mungkin lebih memprioritaskan wisata2 konvensional seperti pemandian air panas, camping ground dan air terjun yang jumlah wisatawannya sangat tinggi dibanding pendakian gunung," ujarnya.
Tapi, lanjutnya dari para pebisnis yang bergerak di outdoor, mereka promosi besar-besaran karena minimnya pemasukan mereka ketika masa sebelum new normal. (Gabriel Bobby)