DESTINATIONS

Kopi Ratoe yang Dikenal di Paris

Madrim Kusumah Andhini (kanan) (Ist)

Kopi Nusantara semakin diminati masyarakat dunia. Kopi asal negeri ini, yakni Kopi Ratoe juga sudah ada di Paris, Perancis. "Kopi Ratoe ada di Le Warung di Paris," kata Madrim Kusumah Andhini, owner Kopi Ratoe ketika dihubungi patainanews.com, Kamis (22/8/2019). Madrim menuturkan, Kopi Ratoe adalah kopi dari Jawa Barat (Jabar) dan kini semakin diminati di pasar luar negeri, termasuk Maroko. Menurutnya, Kopi Nusantara disukai orang asing di luar negeri. Ia mengatakan, Kopi Ratoe di Le Warung di Paris sudah ada sejak April lalu. "Ketika itu dihadiri oleh pihak Kedutuaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Perancis yang ada di Paris dan Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Indonesia di Marseille," ucapnya. Perempuan berparas cantik ini berharap adanya dukungan dari pemerintah melalui Kementerian Pariwisata, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Koperasi dan UKM serta Bank Indonesia untuk pengembangan Kopi Ratoe. "Dengan adanya dukungan dari pemerintah, maka bisa mengangkat kesejahteraan petani kopi di Indonesia, seperti petani kopi dari Jabar," paparnya.

Kopi Ratoe (Ist)

Madrim menceritakan sejak 2009 silam dirinya berjuang memperkenalkan Kopi Ratoe yang termasuk dalam Java Preanger, kopi dari tanah Priangan, Jawa Barat. "Saya memulai menperkenalkan Kopi Ratoe dari Jabar sejak tahun 2009 yang pada masa itu orang lebih banyak kenal kopi Nusantara adalah Kopi Mandailing, Kopi Gayo, Kopi Toraja, dan lainnya," urainya. Dan, lanjutnya, dirinya pun memanfaatkan media sosial, seperi facebook untuk mencari pasar di dalam negeri dan luar negeri. Patut diacungi jempol upaya Madrim mempromosikan Kopi Ratoe adalah niatnya untuk membantu petani kopi di Jabar mencari pasar untuk menjual kopi dari tanah Priangan. "Ada teman saya yang beli Kopi Ratoe mau ke Amerika Serikat untuk suaminya," kenangnya. Pelan tapi pasti, Madrim pun mulai mendapat kesempatan mempromosikan Kiopi Ratoe ke pasar luar negeri ketika diajak ke Australia melalui Australia Indonesia Tourism Trade and Investment Association AITTIA pada 2010 lalu.

Dwiki Dharmawan sebagai bukti Kopi Ratoe semakin diminati di Indonesia (kiri) dan Dubes RI untuk Kazakhstan H E Rahmat Pramono (Ist)

"Saya juga bersyukur diajak ke Belanda oleh Kemendag tahun 2010 untuk mempromosikan Kopi Ratoe. Kemudian ke Maroko pada 2011, 2013, 2014, dan 2016," ujarnya. Tak hanya itu, Madrim juga mendapat kesempatan mempromosikan Kopi Ratoe ke Afrika Selatan pada 2012, dan Qatar pada 2015. "Khusus tahun 2013 saya ke Maroko lagi mendapat kontrak untuk 1 kontainer kopi Nusantara asal Jabar dengan nama Java Prenger," sebutnya. Madrim mengaku bersyukur kini Kopi Ratoe sudah punya kebun sekaligus untuk produksi di Pangalengan, Bandung, Cikajang, Garut, Leles, Garut, Gunung Halu, Lembang, Bandung. Madrim mengungkapkan cita-citanya Kopi Ratoe masuk pasar luar negeri tidak lagi menjual green bean tapi rencana kopi jadi. Ia mengatakan, kini di pasar internasional, kopi Nusantara mulai mendapat pesaing baru, yakni kopi dari Vietnam. "Kita bersaing harga dengan kopi Vietnam," urainya. Sementara di pasar Tanah Air, Madrim mengaku optimistis sebab pasar di dalam negeri terbuka lebar jadi Kopi Ratoe butuh partner utk gerai-gerai kopi yang ada di Indonesia. Menurutnya, Kopi Ratoe bagus untuk kesehatan. Madrim mengatakan, Kopi Ratoe saat ini didukung penuh Lembaga Rumah Dagang Indonesia (LRDI). Namun, ia tak menampik masih dukungan dari pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Kopi Ratoe di pasar dalam negeri dan luar negeri. "Adanya perhatian dari pemerintah akan membuat Kopi Ratoe semakin membuka pasar lokal dan internasional," tutupnya. (Gabriel Bobby)            

Artikel Lainnya