PATADaily.id - Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) kolaborasi dengan Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI) sepakat untuk meluncurkan Indonesia Licensing and Franchise Export atau ILFEX 2025.
Adapun kegiatan ini dijadwalkan akan dilaksanakan pada 15 hingga 19 Oktober mendatang di ICE BSD City, bersamaan dengan momentum digelarnya 40th Trade Expo Indonesia (TEI 2025).
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menuturkan, pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan kewirausahaan nasional, melalui penguatan brand dan merk lokal bersama usaha berbasis waralaba dan lisensi.
Mendag Budi melihat potensi waralaba di Indonesia sangat besar. Hal itu tercermin dari laporan kegiatan usaha 2024 lalu yang menunjukkan waralaba di Indonesia mampu menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 97.872 orang dengan total keuntungan mencapai Rp.143,25 triliun.
Hingga Februari 2025, Kementerian Perdagangan mencatat ada 157 pemberi waralaba dalam negeri dan 154 pemberi wara laba luar negeri.
"Dari jumlah tersebut, sektor food and beverage masih mendominasi dengan komposisi 47,77 persen diikuti jasa kecantikan, pendidikan non formal, retail, dan lainnya. Dengan demikian potensi perkembangan waralaba lokal, kami berharap pameran ILFEX 2025 dapat menjadi wadah dan sarana yang baik untuk promosi berbagai konsep bisnis,” ujar Budi dalam pidatonya dalam press conference di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/3/2025).
Mendag Budi pun menyampaikan apresiasinya kepada ASENSI atas komitmennya mendukung perkembangan brand lokal dan kemitraan usaha berbasis wara laba dan lisensi guna mendorong pertumbuhan kewirausahaan nasional.
"Saya sangat mengharapkan agar kolaborasi nyata antara pemerintah dan dunia usaha terus berlangsung. Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan dukungan kewirausahaan perlu terus kita tingkatkan mengingat saat ini rasio kewirausahaan kita masih 3,57 persen, sementara Malaysia, Thailand di atas 4 persen, Singapura 8,6 persen dan untuk menjadi negara maju rasio kewirausahaan adalah 10 sampai 12 persen,” paparnya.
"Jadi kita harus mengejar rasio kewirausahaan kita dengan berbagai cara bagaimana kita bisa meningkatkan kompetensi para UMKM kita,” terangnya. (Gabriel Bobby)