CULTURAL/HERITAGE

Belajar Meracik Jamu

post-img

PATADaily.id - Bali - Bali selalu memiliki cara untuk memikat jutaan wisatawan, baik wisatawan Nusantara maupun wisatawan mancanegara setiap tahunnya. Tidak hanya wisatawan domestik, tetapi juga mancanegara berlomba-lomba menikmati ragam fasilitas yang disuguhkan. Kekayaan alam, budaya, hingga hiruk-pikuk kota metropolitan dapat ditemui di Pulau Dewata itu.

Tak hanya itu, Bali juga disukai karena adanya kuliner. Ya, Pulau Dewata ini ada Loloh (jamu) yang merupakan warisan turun-temurun masyarakat Bali. Kini jamu rupanya disukai masyarakat Indonesia lagi, seperti kalangan Gen Z yang mulai suka minum jamu.

Penyuka jamu tradisional sampai mereka yang masih "belajar" minum ramuan rempah-rempah bisa memilih minuman yang sesuai dengan selera di kafe Acaraki. Menurut Jony Yuwono, owner dan founder Acaraki, semakin banyak orang yang suka minum jamu, maka kini masyarakat perlu diajak untuk belajar meracik jamu.

Jadi, lanjutnya, bukan hanya minum jamu bersama namun saat ini sudah mulai untuk meracik jamu bersama. "Jadi meracik jamu itu untuk melestarikan jamu karena selama ini jamu identik yang meracik adalah ibu-ibu jamu gendong yang kebanyakan mulai sepuh," katanya kepada PATADaily.id disela-sela 1st Jamu International Conference and Expo di The Westin Resort Nusa Dua yang ada di kawasan InJourney Tourism Development Corporation (ITDC), Senin (16/12/2024).

Ia mengatakan, kalau hanya minum jamu saja maka melestarikan jamu tidak akan maksimal. "Jadi mari mulai belajar untuk belajar seduh jamu sendiri. Karena kalau kita hanya bisa minum saja, maka kita harus dan perlu waktu untuk minum jamu karena tidak ada yang buat. Sehingga melestarikan jamu akan membuat banyak orang bisa meracik jamu," terangnya. (Gabriel Bobby)

 

Artikel Lainnya