HOTEL

Investasi Eiger dan Dusit International di Parapuar Diharapkan Jaring Lebih Banyak Investor

post-img

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, investasi Eiger dan Dusit International di Kawasan Parapuar, Labuan Bajo, NTT, diharapkan mampu menjaring lebih banyak investor untuk berinvestasi di Parapuar. 

“Hari ini yang tanda tangan ada 2 investor dari Eiger dan Dusit. Tapi kita akan dorong lagi sampai 5 paling tidak untuk pencapaian target 50 juta dolar AS yang diinvestasikan di Parapuar,” kata Menparekraf Sandiaga dalam keterangan resmi.

Menparekraf Sandiaga usai menyaksikan penandatangan kesepahaman bersama atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Hariyanto dengan CEO EIGER MPI, Imanuel Wirajaya, dan Gerard C. Guillouet dari Dusit Group Representative, mendorong Eiger dan Dusit untuk mempercepat proses pembangunan di kawasan Parapuar. 

“Pak Bupati juga menghampiri Eiger dan Dusit, jangan menunggu perizinan, diproses paralel, ini sudah bisa langsung dikerjakan, ini merupakan komitmen juga, kita perlu pemimpin daerah yang sangat antisipatif terhadap kebutuhan investor agar semakin terbuka kesempatan dan lapangan kerja,” kata Menparekraf. 

Dusit International merupakan perusahaan perhotelan yang tertarik untuk berinvestasi di Parapuar dengan nilai investasi 15 juta dolar AS . 

Sedangkan Eiger tertarik untuk mengembangkan Glamping di Kawasan Parapuar untuk menambah atraksi dan daya tarik bagi pengunjung Parapuar. 

Sementara Plt Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo, Flores, Fransiskus Xaverius Teguh menyampaikan Eiger dan Dusit akan memulai pembangunan hotel atau glamping pada pertengahan dan akhir tahun ini. 

Ia mendorong hotel dan glamping yang akan dibangun Eiger dan Dusit agar berorientasi pada penataan kawasan yang ramah lingkungan. Sehingga sesuai dengan konsep Parapuar yang menjadi kawasan pengembangan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. 

“Jadi kita memperhatikan aspek-aspek ekologis termasuk juga nanti bangunannya harus disesuaikan, dan hal-hal yang menyangkut suplai air, itu hal-hal yang harus kita perhatikan termasuk juga pemberdayaan masyarakat,” kata Frans.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan 20-25 investor untuk pengembangan Parapuar. 

“Ada belasan investor yang sudah siap berinvestasi di Parapuar. Ada investor dari luar negeri, juga dari dalam negeri. Tadi sudah dapat kabar sekitar 10-15 investor baik di dalam maupun luar negeri, tapi kita utamakan investor dari dalam negeri,” kata Frans. (Gabriel Bobby)



Artikel Lainnya