Ketua Dewan Pengurus Pusat ( DPP) Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Asnawi Bahar dan Nunung Rusmiati, Sekjen DPP ASITA (kanan) (Ist)
Ketua Dewan Pengurus Pusat ( DPP) Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Asnawi Bahar menegaskan bahwa tidak ada pergantian jabatan ketua umum dan perpecahan di lingkungan internal organisasi. “Kami tetap solid mendukung kinerja pemerintah dan dalam kesempatan ini saya tegaskan bahwa saya tetap menjadi ketua umum dan mendapatkan dukungan penuh dari pengurus, para Dewan Pertimbangan dan anggota,” kata Asnawi Bahar saat jumpa pers di kantor pusat Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia itu, Selasa (8/1/2019). Didampingi Nunung Rusmiati, Sekjen ASITA, Asnawi mengakui sebelumnya beredar isyu yang meresahkan bahwa Ketua Umum sudah diberhentikan oleh salah satu pengurus, padahal permasalahannya ada d kebijakan mitra kerja yang merugikan anggota dan pihaknya harus bersabar untuk mengambil langkah yang bijak. Diakuinya, saat ini ketika organisasi berusia 48 tahun, ASITA banyak menghadapi masalah eksternal terutama dari pihak airlines yang jalan sendiri-sendiri dan Online Travel Agent ( OTA) yang mengancam kelangsungan hidup usaha biro perjalanan wisata karena melanggar etika dan ketentuan harga. “Masalah internal seolah Ketua Umum sudah diganti telah kami selesaikan, Ketua Umum DPP ASITA tetap Asmawi Bahar. Namun untuk peningkatan kinerja DPP maka akan diadakan pergantian pengurus yang merupakan kewenangan ketua umum sesuai pemegang mandat munas sebagai formatur tunggal,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima patainanews.com, Rabu (9/1/2019). Dia mengatakan bahwa ASITA sudah eksis selama 48 tahun di negeri ini sejak terbentuk pada 1971 silam hingga sekarang dimana jabatan Ketua Umum diamanahkan padanya hingga Desember 2019 mendatang. Selama kurun waktu itu, asosiasi dari perusahaan perjalanan wisata Indonesia ini selalu membantu kinerja pemerintah yang di tahun ini targetnya adalah menjaring kunjungan wisman sebanyak 20 juta orang dan devisa mencapai US$ 20 miliar. “ASITA terus mendorong pariwisata Indonesia maju dan berkembang oleh karena itu pemerintah maupun airlines juga jangan lupa dengan andil Biro Perjalanan Wisata ( BPW) mendatangkan wisman ke Indonesia,” tegasnya. Menurut Asnawi Bahar, dari 7000 anggota ASITA di seluruh Indonesia yang aktif sekitar 6000 perusahaan. Anggota terus berbenah menghadapi tantangan besar digitalisasi. Dari jumlah anggota yang aktif hanya 10% kategori perusahaan besar, 20% usaha menengah dan 70% sisanya adalah kelas usaha mikro ( UMKM) yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Kemajuan teknologi memang akan ada dampaknya, seperti halnya penjualan tiket dan pemesanan hotel yang dikuasasi oleh online. Namun, hal tersebut bukan sesuatu yang harus ditakuti. “Biro perjalanan punya sentuhan kemanusiaan, ada pelayanan, sentuhan alam, dan budaya. Bukan mesin. Oleh sebab itu tidak usah khawatir, biro berjalanan tidak akan bernasib seperti wartel di era tahun 1980 an” ucapnya. Untuk itu, pemerintah agar lebih meningkatkan sinergi dan membuat program bersama yang melibatkan organisasinya. Program promosi pariwisata di luar negri juga agar mengedepankan kerjasama dengan ASITA yang mengemas paket wisata ke Indonesia. ASITA terus berupaya meningkatkan kemampuan usaha anggotanya melalui kegiatan ASITA Travel Fair di Jababeka Febuari mendatang, disusul menyelenggarakan Festival Palang Pintu di Kemang, Jakarta Sekatan dan menyelenggarakan event Cult. Id di Taman Mini Indonesia Indah yang dikemas dalam festival musik dan budaya, didukung pesta laser untuk menjaring kalangan milenial lebih cinta budaya. “Kami berharap pemerintah berpihak pada usaha BPW. Ketika mitra-mitra kerja seperti airlines dan Online Travel Asing ( OTA) banting harga dan ber jualan tanpa etika atas nama stategi marketing, pemerintah harus bertindak karena kita perlu tumbuh bersama bukan membunuh usaha,” tegas Asnawi. (Gabriel Bobby)