PATADaily.id - Wisatawan Nusantara (wisnus) yang menetap di kawasan Jabodetabek diketahui banyak yang menyukai peralatan makan dari kayu karya Cikadu Edutourism.
Dan, wisnus pun rupanya tak hanya sekadar menyukai namun mereka juga memesan peralatan makan dari kayu tersebut.
Demikian penjelasan Danni Manta, pendamping Desa Tanjungjaya, Pandeglang, Banten ketika dihubungi patadaily.id, Kamis (30/7/2020). Ia mengatakan, Kampung Wisata Cikadu adalah bufferzone destinasi wisata Tanjung Lesung.
Danni menjelaskan, wisnus banyak yang tahu dari media sosial (medsos) dan jaringan yang ia kembangkan mengenai peralatan makan dari kayu produksi Cikadu Edutourism.
Seperti diketahui, siapa pun tentu tak ingin tertimpa musibah, termasuk wabah covid-19 yang sudah melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Namun tidak semua orang menyikapi wabah secara sama. "Bagi Cikadu Edutourism, tentu ini menjadi pukulan telak dimana kami bergerak di industri pariwisata, menjual paket-paket wisata edukasi desa wisata dengan segmen pasar utama kami adalah pelajar sekolah," paparnya.
Danni mengemukakan, ketika objek-objek wisata ditutup, sekolah-sekolah diliburkan, dan semua aktivitas dibatasi, maka Cikadu Edutourism harus berpikir bagaimana sebagai wadah pengembangan kelompok masyarakat desa dapat tetap membantu perekonomian masyarakat setempat di tengah pandemi ini.
Ia mengaku bersyukur mendapat dukungan dari destinasi wisata Tanjung Lesung. "Kami pun mendapat dukungan penuh dari Badan Pengelola KEK Tanjung Lesung yang membantu kami untuk membawa produk-produk kerajinan desa dipasarkan secara online. Sejak Maret 2020 itu, kami memulai memasarkan produk-produk kayu, bambu, dan batok kelapa menggunakan medsos seperti instagram, toko online seperti tokopedia dan shopee. Kami sangat bersyukur bahwa dari situ banyak pesanan yang berdatangan, terlebih lagi menjelang Idul Fitri, dimana semua orang mencari Hampers Lebaran untuk teman-teman dan keluarganya. Penjualan kami pun bertambah ketika manajemen dari Tanjung Lesung memberikan tempat/booth kepada kami untuk berjualan di dua lokasi, yakni di Hotel Tanjung Lesung dan Lalasa Beach Club," tuturnya.
Dan, lanjutnya, hingga Juli atau tepatnya 5 bulan usaha berjalan, sudah lebih dari 700 produk terjual ke berbagai daerah diantaranya Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
Bahkan, peralatan makan dari kayu produksi Cikadu Edutourism sudah masuk Bali. "Ada juga konsumen kami yang berasal dari Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Kami senang sekali di tengah pandemi covid-19 ini, kami bisa membantu 50 pengrajin lokal desa di sekitar destinasi pariwisata Tanjung Lesung. Harapan kami sebagai pengelola Cikadu Edutourism Centre, harus selalu semangat dalam mengembangkan destinasi Kampung Wisata Cikadu di bufferzone Tanjung Lesung dan semakin banyak memberdayakan masyarakat setempat," urainya.
Danni menambahkan, untuk mengetahui aktivitas pemberdayaan Cikadu Edutourism, dapat mengikuti instagram @cikadu_edutourism_centre. (Gabriel Bobby)