PATADaily.id - Jakarta - Peringatan Hari Jamu Nasional 2024 menjadi momentum untuk mengajak anak muda dari kalangan Gen Z dan milenial di Tanah Air untuk mulai tertarik minum jamu.
Ketua Umum Dewan Jamu Indonesia (DJI) Prof Dr dr Daniel Tjen menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya di peringatan Hari Jamu Nasional 2024 yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah, Senin (27/5/2024).
Adapun setiap 27 Mei setiap tahun diperingati sebagai Hari Jamu Nasional. "Jamu pada masa kini sudah tidak pahit lagi sehingga bisa dinikmati anak Gen Z dan anak muda milenial," urainya.
Sementara Direktur Direktorat Wisata MInat Khusus Kemenparekraf Itok Parikesit mengungkapkan bahwa perlu bergandengan tangan dengan sejumlah kafe untuk mempromosikan jamu.
Menurut Itok, anak muda Gen Z suka dengan kafe sehingga pendekatan jamu melalui kafe perlu dilakukan. Bahkan, lanjutnya, perlu terus memperkenalkan jamu dari Nusantara ketika wisatawan traveling di berbagai destinasi wisata negeri ini.
Sedangkan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Putri Kus Wisnu Wardani menyampaikan bahwa jamu menjadi salah satu alat diplomasi budaya yang digunakan Indonesia di pentas internasional.
"Memanfaatkan jamu sebagai alat diplomasi untuk memperkenalkannya kepada dunia. Kami sudah lakukan dalam acara-acara skala internasional," kata Putri Wardani dalam acara Peringatan Hari Jamu Nasional 2024 di TMII.
Putri mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman hayati untuk membuat berbagai produk-produk jamu berkualitas yang dapat membantu menjaga kebugaran, kesehatan serta mengobati penyakit.
Namun demikian, kurang dari 20 persen tanaman berkhasiat di Indonesia yang telah dimanfaatkan sebagai ramuan maupun jamu.
Menurut Putri, popularitas jamu cukup meningkat pada saat pandemi Covid-19, di mana saat itu masyarakat mengkonsumsi jamu sebagai upaya menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh. Seperti diketahui, pada Desember 2023 lalu, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) secara resmi telah menetapkan jamu sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia.
Karenanya momentum Hari Jamu Nasional bertema "Kebangkitan Nasional Melalui 'JAMU' Berbasis Filosofi Djampi Oesodo sebagai Warisan Budaya & Spiritual Bangsa Nusantara" perlu dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai tanaman-tanaman lokal yang memiliki khasiat kesehatan.
Mantan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) itu menyampaikan, dukungan pemerintah diwujudkan melalui Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu.
Perpres tersebut mengatur tentang pengembangan dan pemanfaatan jamu dengan menetapkan batasan istilah yang digunakan dalam pengaturannya.
Selain itu, Perpres ini juga menjadi pedoman bagi Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Jamu dan Pemanfaatan Jamu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, daya saing, dan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia dengan tetap menjaga konservasi sumber daya alam secara berkelanjutan dan lestari.
"Peraturan ini sudah memberikan kekuatan hukum, landasan yang kuat untuk pengembangan industri jamu secara profesional dan terstruktur. Termasuk menginstruksikan kepada semua kepala daerah dan institusi terkait untuk menggunakan APBN dalam mengembangkan dan mempromosikan jamu Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut Putri Wardani menyampaikan bahwa pemanfaatan jamu sejalan dengan tujuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, di mana sistem kesehatan diarahkan kepada aspek preventif melalui gaya hidup sehat.
Ia berharap, dukungan regulasi tersebut dapat dimanfaatkan para pemangku kepentingan dan pelaku industri sebagai peluang mempopulerkan jamu di masa depan.
"Saya mengharapkan kekayaan budaya, warisan budaya, kearifan lokal dalam bidang jamu bisa dimanfaatkan melalui aturan yang ada lebih cermat sehingga industri jamu kita bisa jadi tuan rumah di negara sendiri dan tamu terhormat di luar negeri," katanya. (Gabriel Bobby)