FESTIVAL

Pesan Natal

post-img

Oleh : Adharta
Ketua Umum KRIS

Jakarta, 25 Desember 2025

Salam Damai Sejahtera Natal menyertai untuk sahabat KRIS
Dimana pun Anda berada

Untuk seluruh anak bangsa Indonesia 

Untuk semua sahabatku di seluruh dunia

Saudara-saudaraku yang terkasih,

Dan seluruh anak bangsa tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras maupun budaya.

Setiap kali Natal tiba, selalu ada pertanyaan yang muncul, khususnya dari mereka yang bukan penganut agama Kristen.

Apa arti Natal sesungguhnya?
Pertanyaan ini wajar, bahkan penting. Sebab Natal telah dirayakan lebih dari dua ribu tahun, diteliti oleh para ahli sejarah, dibahas oleh tokoh agama lintas iman, dan dikaji oleh para pemikir dunia. Fakta sejarah mencatat bahwa kelahiran Yesus Kristus bukan sekadar kisah iman, melainkan peristiwa yang nyata dan diakui dalam perjalanan peradaban manusia.

Namun, Natal bukan semata-mata soal tanggal kelahiran, bukan pula hanya tentang pribadi Yesus Kristus sebagai tokoh sejarah. 

Natal adalah tentang campur tangan Tuhan Allah sendiri dalam kehidupan manusia. 

Natal adalah tanda bahwa Tuhan tidak tinggal jauh di langit, tetapi hadir, menyapa, dan menyentuh dunia dengan kasih-Nya.

Mari kita bersama saksikan

Pertama, 
Natal dan Persahabatan.

Natal mengajarkan kita arti persahabatan yang jauh melampaui sekadar perdamaian formal atau hubungan kekeluargaan. Persahabatan sejati adalah kesediaan untuk saling memahami, menghormati perbedaan, dan berjalan bersama meskipun tidak selalu sependapat. 

Dalam konteks bangsa dan dunia internasional, persahabatan berarti keberanian untuk menempatkan kemanusiaan di atas kepentingan sempit. 

Natal mengingatkan kita bahwa persahabatan adalah jembatan yang menghubungkan hati, bukan sekadar kesepakatan politik atau ekonomi.

Persahabatan yang lahir dari semangat Natal mampu meredam kebencian, mencairkan kecurigaan, dan membuka ruang dialog yang tulus.

Kedua, 
Natal sebagai Penyelesaian Masalah.
Hampir seluruh dunia hari ini bergumul dengan masalah konflik keluarga, perpecahan sosial, pertikaian antarbangsa, hingga peperangan yang merenggut jutaan nyawa. 

Natal hadir pada momentum yang sangat tepat. Natal membawa pesan Raja Damai bukan raja yang berkuasa dengan senjata, melainkan Raja yang memerintah dengan kasih.

Damai yang dibawa Natal bukan damai semu yang menutupi luka, tetapi damai yang berani menyentuh akar persoalan.

Damai dalam keluarga dimulai dari kesediaan saling mengampuni. 

Damai antar sahabat lahir dari kejujuran dan kerendahan hati. 
Damai antar bangsa tumbuh ketika keadilan ditegakkan dan martabat manusia dihormati.

Natal mengajarkan bahwa setiap perselisihan, seberat apa pun, selalu memiliki jalan penyelesaian ketika kasih dijadikan dasar.

Ketiga, 
Natal yang Membangun.

Bangsa Indonesia tidak asing dengan kehancuran. 
Kita menyaksikan luka akibat bencana alam di berbagai daerah seperti Sibolga, Tapanuli, Aceh, dan wilayah lainnya. 

Rumah hancur, harapan runtuh, dan beban hidup terasa sangat berat. 
Natal mengingatkan kita bahwa membangun kembali tidak mungkin dilakukan sendirian. 

Beban akan terasa ringan ketika dipikul bersama. 
Natal dapat menjadi inisiatif gerakan membangun
Membangun fisik, membangun mental, dan membangun kembali kepercayaan diri mereka yang terluka.

Demikian pula dunia yang porak-poranda akibat perang. Banyak bangsa tidak mampu bangkit sendiri. Natal memanggil kita semua, siapa pun kita, untuk terlibat. Jika tidak dengan tenaga dan materi, 
maka dengan doa dan kepedulian. 

Sebab doa adalah bentuk solidaritas tertinggi yang melampaui batas negara dan agama.
Mari kita tundukkan kepala dan berdoa sejenak

Keempat, 
Natal sebagai Suara Pemersatu Dunia.
Ada yang bertanya bagaimana mungkin hal-hal yang berbeda dapat bersatu? 

Minyak dan air, api dan air, debu dan angin semuanya tampak bertentangan. Namun alam mengajarkan kita bahwa perbedaan justru menciptakan keseimbangan. 

Air memadamkan api agar tidak membinasakan, angin menggerakkan debu menjadi tanah subur, dan perbedaan unsur membentuk kehidupan. 

Natal mengajarkan prinsip yang sama: perbedaan bukan ancaman, melainkan potensi. 
Ketika perbedaan dikelola dengan kasih dan kebijaksanaan, dunia menjadi tempat yang lebih indah dan bermakna.

Pandangan saya tentang Natal adalah ini:
Natal adalah undangan universal untuk berdamai dengan diri sendiri, dengan sesama, dan dengan Tuhan. Natal bukan milik satu kelompok, melainkan pesan kasih bagi seluruh umat manusia. 

Di tengah dunia yang gaduh oleh kebencian, Natal berbicara dengan suara lembut namun kuat karena damai itu adalah Natal sendiri

Akhir kata,
Terimalah salam Damai Sejahtera Natal dari saya.

Kiranya doa Natal mengalir bagi seluruh anggota KRIS, para sahabat, dan dunia, agar semakin mengenal nilai-nilai kemanusiaan yang diperjuangkan KRIS
kasih, persatuan, dan harapan.

Selamat Natal.
Tuhan memberkati kita semua.

Adharta

Memperkenalkan
KRIS
Komunitas
Relawan
Indonesia
Sehat


Www.kria.or.id

Www.adharta.com

Artikel Lainnya

Banner of PATA - Left Side
Banner of PATA - Right Side