PATADaily.id - Jakarta - Che sarà, che sarà, che sarà
Che sarà della mia vita chi lo sa?
So far tutto o forse niente, da domani si vedrà
E sarà, sarà quel che sarà
Demikian sepenggal lagu Che Sara yang terasa begitu istimea bagi wartawan Indonesia ketika bertemu Paus Fransiskus di Vatikan.
Che Sara: Klik https://www.youtube.com/watch?v=ed_JTHcRkdk
Paus Fransiskus merupakan paus yang spesial, unik, dan menakjubkan. Paus ini bernama asli Jorge Mario Bergoglio. Ia terpilih menjadi Paus ke-266 pada 13 Maret 2013 dan merupakan paus pertama yang mengambil nama Francis atau Fransiskus. Sebelum menjadi Paus, Jorge Mario Bergoglio adalah Kardinal dari Argentina. Ia adalah imam Yesuit pertama dan orang Amerika Latin keturunan Italia pertama yang terpilih sebagai Paus.
Fransiskus lahir di Buenos Aires, Argentina pada 17 Desember 1936. Meskipun merupakan anggota Serikat Jesus (Jesuit), Jorge Mario Bergoglio memang pengagum St Fransiskus Asisi, orang suci yang menjadi simbol perdamaian, kemiskinan, pecinta lingkungan hidup, kerendahhatian, kesederhanaan dan pandai bicara dengan binatang.
Sehingga sangat logis, ketika menjadi Paus, Mario Bergogllio meneladani patronnya. Ia tidak hanya bersahaja dan sederhana, ia bahkan mengubah cara pandang terhadap seorang Paus dengan memberi perhatian besar kepada kaum miskin, perdamaian dan lingkungan hidup. Ensiklik Laudato Si adalah dokumen yang dikeluarkan Paus Fransiskus yang berisi tentang Bumi sebagai Rumah Bersama, yang harus dipelihara dan dijaga.
Dari sononya, Paus Fransiskus sangat spontan, humoris dan pecinta seni. Selain mengagumi lukisan, Paus Fransiskus suka menari khususnya Tango. Soal musik jangan ditanya lagi. Paus ini pecinta musik klasik. Wolfgang Amadeuz Mozart dan Johann Sebastian Bach adalah komposer favoritnya. Karena begitu cintanya akan musik klasik, ia pernah kepergok wartawan keluar dari Vatikan dan mengunjungi toko musik Stereo Sound Shop. Toko ini terletak di Pantheon, Roma, Italia. Artinya dia sudah menjadi paus selama sembilan tahun. Menyelinap dari Vatikan ? Bagaimana mungkin ?
Peristiwa ini terjadi pada Selasa 11 Januari 2022 lalu. "Penyelinapan“ itu terjadi pada saat pandemi Covid-19, dan sedikit orang yang berlalu lalang. Dalam foto yang diunggah di Twitter Javier Martinez-Brocaln nampak paus keluar dari toko musik mengenakan jubah kebesaran berwarna putih dan bermasker sesaat sebelum masuk ke mobil. Foto ini empat hari kemudian diposting oleh Reqnews.com.
Selain musik, bagi Paus Fransiskus, menyanyi menjadi salah satu yang menjadi perhatian dan kegemarannya. Paus ini mengatakan, “Nyanyian dan musik dapat menyentuh hati, memberikan keindahan, serta mengembalikan semangat dan harapan”.
Dengan mengutip ungkapan bijak dari St Agustinus, Bene Cantat Bis Orat - Bernyanyi Dengan Baik Berarti Berdoa Dua Kali, Paus kemudian menegaskan bahwa bernyanyi adalah tindakan cinta jika dilakukan dengan sepenuh hati dan seni. Hal itu ditegaskan Paus Fransiskus kepada anak-anak dari kelompok International Federation of Pueri Cantores.sebagaimana termuat dalam VaticanNews.
“Bernyanyi adalah kegembiraan khususnya ketika dinyanyikan dalam Paduan suara. Bernyanyi dan berdoa bersama, secara harmoni, mendengarkan satu sama lain, saling menunggu, menambahkan suara dan gerakan sendiri ke dalam suara orang lain, Anda membantu komunitas yang lebih luas untuk melakukan hal yang sama. Anda mengajarkan betapa baiknya berjalan dan tumbuh bersama,” ujar Paus Fransiskus dalam
Dan, ini dibuktikan oleh para wartawan dari Indonesia yang tergabung dalam Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI). Peristiwa ini terjadi pada 16 November 2022, ketika paguyuban itu bertemu dengan Paus Fransiskus di depan Basilica St Petrus.
Che Sara
Paguyuban wartawan ini memilih lagu Che Sara untuk dinyanyikan di hadapan Paus Fransiskus. Lagu ini dipopulerkan Jose Feliciano tahun 1970-an. Lagu ini dipilih sebelum keberangkatan ke Vatikan. Lagu itu dinyanyikan atas usul AM Putut Prabantoro (pendiri PWKI). Menurut Putut Prabantoro, bagi orang Italia, Che Sara seperti lagu wajib karena sangatpopulaer. Orang Italia pasti tahu lagu ini.
Dua hari sebelum bertemu Paus Fransiskus, delegasi PWKI berlatih menyanyikan lagu tersebut. Dan, salah satu anggota delegasi yang memiliki suara merdu diminta untuk menjadi lead vocal. Namanya Yupentius Ivie, wartawan dari RuaiTV, Pontianak.
Siaran pers PWKI pada Senin (10/6/2024) menulis, pada saat audiensi, ketika Paus Fransiskus menghampiri dari atas podium, rombongan wartawan tersebut segera menyanyi Che Sara untuk bagian refrainnya. Dan ketika mendengar lagu Che Sara, sambil menghampiri (dengan menggunakan kursi roda), Paus Fransiskus ikut bernyanyi sambil melambaikan tangan. Luar Biasa!
Hanya saja lagu Che Sara terhenti ketika memasuki bait yang harus dinyanyikan oleh lead vocal. Yupentius Ivie mendadak kelu lidah dan kehilangan suara akibat rasa bahagia dan haru yang membubung dapat bertemu Paus. Akhirnya refrain lagu Che Sara dinyanyikan berulang-ulang. Romo Markus Solo Kewuta SVD yang waktu itu hadir sebagai penerjemah dan Liaison Officer menjadi saksi kegembiraan PWKI.
Pada kesempatan yang sama, Paus Fransikus juga menerima batik Ceplok Mangkara Kawung hadiah dari GKBRAy Paku Alam X yang dibawa oleh Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI), yang diserahkan oleh Mayong Suryo Laksono dan Tri Agung Kristanto/
Lagu Che Sara selalu menggugah mereka yang mendengarkan untuk bernyanyi. Pada Juni 2020, PWKI berkunjung ke biara Salerno dan Minori, dua kota yang terletak di Pantai di Italia Selatan. Ketika lagu ini dinyanyikan secara instrumentalis, ruangan yang tadinya kosong didatangi para biarawati Italia yang usia lanjut. Sekalipun terbata-bata, mereka menyanyikan lagu Che Sara sambil tersenyum.
Lagu ini mendunia salah satunya karena dinyanyikan dalam berbagai bahasa terutama di negara yang memiliki induk bahasa Italia, Spanyol dan Portugal. Selain di hadapan Paus Fransiskus, PWKI juga menyanyikan Che Sara bersama Nuncio Piero Pioppo di Nunciatura, Jakarta, Januari 2023, yang juga dihadiri oleh Mgr Ignatius Kardinal Suharyo. Lagu itu dinyanyikan ketika PWKI berpamitan pulang. Nuncio ikut bernyanyi sampai tuntas ketika dipancing oleh Putut Prabantoro bernyanyi didampingi oleh Romo J Sulistiadi.
Uskup Keuskupan Sanggau, Kalimantan Barat, Mgr Giulio Mencuccini CP (22 Januari 1990-18 Juni 2022) senantiasa menyempatkan diri untuk menyanyikan lagu Che Sara ini dalam berbagai pertemuan. Ia sangat menyukai lagu ini. Setelah pensiun dan menjadi Uskup Emiritus, Mgr Giulio Mencuccini CP tinggal di Italia. Klik https://www.youtube.com/watch?v=AYuKS9qrKOE
Lagu Che Sara ditulis Jimmy Fontana tahun 1971 dan dipopulerkan Jose Feliciano, yang terlahir buta pada 10 September 1945 di Lares, Puerto Rico. Jose Feliciano mendapat kehormatan untuk bernyanyi di hadapan tiga paus, yakni Paus Yohanes Paulus II, Paus Benedictus XVI dan Paus Fransiskus sendiri. Feliz Navida, lagu natal yang sangat popular di dunia, ditulis oleh Jose Feliciano.
Che sarà, che sarà, che sarà
Che sarà della mia vita chi lo sa?
So far tutto o forse niente, da domani si vedrà
E sarà, sarà quel che sarà. (Gabriel Bobby)