TRAVEL

Membawa Danau Toba ke Pentas Dunia

post-img

PATADaily.id - Jakarta - Komitmen untuk memberantas korupsi tidak hanya bisa dilakukan melalui jalur hukum dan kebijakan, tetapi juga lewat jalur seni dan budaya. 

Hal itu ditunjukkan oleh Saut Situmorang, mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015–2019, yang kini aktif menyuarakan pesan anti-korupsi melalui musik.

Dalam Grand Launching Yayasan Lestari Budaya Sumatera yang digelar Sabtu (23/8/2025), di Toba Dreams, Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan, Saut melantukan lagu lewat saksofon berjudul "The Goodnes Of God". Musik bertema kebaikan sang pemilik hidup yang sarat makna.

Lagu tersebut tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan moral tentang pentingnya melawan praktik korupsi yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Saut tampil menyapa publik dengan lantunan musik penuh makna. Ia meyakini, musik adalah medium universal yang mampu menyentuh lapisan masyarakat tanpa sekat usia, latar belakang, maupun pendidikan.

Saat menjabat sebagai Wakil Ketua KPK, Saut tak jarang menggunakan musik, film dan dongeng untuk menyuarakan pesan-pesan antikorupsi kepada masyarakat.

Saut pernah memainkan saksofon di Festival Lagu Antikorupsi Bandung pada 2016 silam. Di tahun yang sama, ia juga memainkan saksofon di Konser Suara Antikorupsi yang diselenggarakan di Pasar Festival, Kuningan, Jakarta.

Tidak hanya lewat musik, Saut pernah mengajak masyarakat membuat film antikorupsi saat membuka Festival Film Antikorupsi (ACFFest) 2018 dan 2019. Ia juga menyuarakan pesan antikorupsi  kepada anak-anak di Bantul, Yogyakarta lewat dongeng.

Dalam dongengnya tersebut, ia menyisipkan 9 nilai integritas KPK yakni jujur, peduli, berani, mandiri, sederhana, disiplin, bertanggungjawab, adil dan kerja keras.

“Sejak kecil saya percaya bahwa kejujuran adalah kunci kehidupan. Korupsi merusak segalanya masa depan anak-anak, pembangunan, hingga rasa percaya masyarakat pada negara. Karena itu, saya ingin menyampaikan pesan ini bukan hanya lewat kata-kata, tapi juga lewat nada,” ungkap Saut dalam keterangan resmi pada akhir pekan ini.

Saut Situmorang memang dikenal luas sebagai tokoh yang konsisten dalam perjuangan pemberantasan korupsi.  Sampai sekarang pun Saut tak berhenti berkarya. Ia justru semakin aktif mengedukasi publik melalui forum-forum diskusi, kampanye integritas, hingga jalur seni.

Keterlibatan Yayasan Lestari Budaya Sumatera dalam kolaborasi ini menjadi bagian penting. Yayasan tersebut menilai bahwa musik dan budaya dapat menjadi “jembatan” untuk menyampaikan pesan moral yang berat agar terasa lebih ringan dan menyentuh hati masyarakat.

 “Anti-korupsi bukan hanya tugas aparat, melainkan juga gerakan kebudayaan. Seni dapat membuat pesan yang keras menjadi lembut, tapi tetap membekas,” timpal Ketua Yayasan Henry Manik. Melalui alunan musik, Saut tidak hanya mengingatkan bahaya korupsi, tetapi juga mengajak masyarakat untuk berani bersikap jujur, menolak suap, dan mendukung transparansi. Ia berharap generasi muda khususnya dapat menjadi motor penggerak perubahan.


Kini, publik mengenalnya bukan hanya sebagai mantan pejabat negara, tetapi juga sebagai pegiat anti-korupsi yang kreatif dalam menyampaikan pesan moral. Dengan memadukan idealisme dan seni, Saut Situmorang terus meneguhkan bahwa perjuangan melawan korupsi tidak boleh berhenti, dan setiap orang bisa berkontribusi dengan cara masing-masing.

“Selama ini kami sudah berusaha melakukan banyak hal untuk Bonani Pasogit, terutama Danau Toba. Tetapi agar bisa berbuat lebih besar, kita perlu wadah resmi. Lewat yayasan ini kita bisa bergotong royong dan berkomunikasi dengan lebih banyak pihak,” ujar Henry Manik, Ketua Yayasan Lestari Sumatera Utara. (Gabriel Bobby)

 

Artikel Lainnya

Banner of PATA - Left Side
Banner of PATA - Right Side