PATADaily.id - Malang - Pada peringatan Hari Ulang Tahun yang ke-17 ini, AELI bertekad untuk menjadi wadah bagi Praktisi dan Provider Experiential Learning yang mencetak para Ahli Program Capacity Building di Indonesia sehingga dapat meminimalisir dampak buruk yang terjadi akibat pelaksanaan Program Capacity Building yang dilakukan bukan oleh ahlinya.
Untuk mencapai hal ini AELI akan meningkatkan pelatihan kompetensi bagi Fasilitator Experiential Learning (FasEL) berbasis SKKNI dan menerapkan standar mutu layanan dari Provider Experiential Learning (Provider EL) serta membangun kepengurusan daerah di seluruh provinsi.
"Maraknya program capacity building di Indonesia perlu diimbangi dengan peningkatan keahlian dan kompetensi pelaku penyedia layanan," kata Gigih Gesang.
Sejak metode Experiential Learning (Pembelajaran Berbasis Pengalaman) masuk pertama kali di Indonesia pada tahun 90’an, program Capacity Building yang tadinya hanya berupa Adventure Training, semakin populer dan berkembang dengan berbagai bentuk lain seperti Team Building, Employee Gathering & Outing, Study Tour hingga Outbound Games. Hingga saat ini, program Capacity Building berbasis metode EL (Experiential Learning) sudah dipercaya oleh sekolah, perusahaan dan instansi pemerintah sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia.
Hal ini membuat bidang usaha Program Capacity Building semakin diminati oleh para pelaku usaha. Tidak hanya Praktisi Experiential Learning yang memiliki kompetensi dasar bagi pelaksanaan program Capacity Building, tapi banyak pihak tanpa latar belakang Pengembangan SDM pun mulai ikut menyediakan layanan Capacity Building.
Pelaksanaan program Capacity Building yang dilakukan tanpa keahlian dan kompetensi yang mumpuni dapat membawa dampak buruk mulai dari tidak tercapainya manfaat pengembangan SDM yang diharapkan, pelaksanaan kegiatan yang jauh dari standar, hingga tidak diperhatikannya aspek keamanan seperti kasus kecelakaan bus pada saat Study Tour yang sedang ramai belakangan.
Oleh karena itu, lanjutnya, tumbuhnya industri Pengembangan Kapasitas SDM berbasis metode Experiential Learning (Program Capacity Building) saat ini perlu diimbangi dengan peningkatan kapasitas bagi pelaku di bidang ini, baik Praktisi (Fasilitator EL) maupun Perusahaan Penyedia Layanan Program Capacity Building (Provider EL). Sehingga perkembangan industri EL sejalan dengan manfaat pengembangan SDM yang diharapkan dan yang terutama menghilangkan dampak buruk yang mungkin timbul jika kegiatan dilaksanakan tanpa kompetensi dan keahlian.
"AELI (Asosiasi Experiential Learning Indonesia) bertekad menjadi wadah yang mencetak ahli dalam pelaksanaan Program Capacity Building di Indonesia,' tuturnya.
Ia mengemulakan, pada 9 Juni 2007 silam AELI berdiri untuk dengan semangat untuk berbagi keahlian dan kompetensi sehingga para pegiat Experiential Learning dapat menjalankan kegiatan yang memberikan dampak dan manfaat bagi pengembangan SDM peserta.
Saat ini, 17 tahun sesudahnya, AELI telah berdiri di 24 povinsi dan berhasil memiliki lebih dari 3.000 anggota baik praktisi Experiential Learning (Fasilitator EL) maupun perusahaan penyedia layanan berbasis Experiential Learning (Provider EL) yang menjalankan Program Capacity Building di Indonesia. Program Pengembangan Kapasitas SDM berbasis metode EL (Capacity Building) dengan berbagai bentuk tumbuh subur dan menjadi rujukan serta dipercaya oleh sekolah, perusahaan atau instansi pemerintah untuk pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia.
Semangat pendirian AELI yaitu mewujudkan Visi menjadi wadah bagi dan/atau mitra yang berkualitas bagi seluruh pengguna metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) di Indonesia serta bertanggung jawab terhadap pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia tentu tetap relevan hingga saat ini. Namun tantangan yang dihadapi oleh AELI saat berdiri tentu berbeda dengan saat ini, pengembangan bentuk program Pengembangan SDM berbasis Experiential Learning (Capacity Building) telah berkembang sedemikian rupa mulai dari Adventure Training, Team Building, Employee Gathering & Outing, Study Tour hingga Outbound Games.
Perkembangan bentuk pelaksanaan program ini tentu membutuhkan kompetensi dan keahlian yang berbeda meskipun memiliki dasar yang sama yaitu metode Experiential Learning. Perkembangan industri pengembangan SDM berbasis Experiential Learning juga menarik banyak pihak yang tertarik untuk berkecimpung menjadi penyedia layanan program Capacity Building. Hal ini membuat perlunya standar kompetensi dan keahlian serta mutu pelayanan program Capacity Building di Indonesia. Oleh karena itu, AELI (Asosiasi Experiential Learning Indonesia) bertekad menjadi wadah yang mencetak ahli dalam pelaksanaan Program Capacity Building di Indonesia.
Adapun pada 12 Juni 2024 AELI memperingati hari jadinya yang ke-17 tahun. Venue peringatan kali ini mengambil tempat di kawasan air terjun Coban Putri Kota wisata Batu, Malang. Tidak kurang dari 300 anggota AELI dari seluruh Indonesia datang dari 18 kota, merayakan puncak acara HUT ke-17 ini dalam serangkaian acara.
Rangkaian acara HUT ke-17 AELI dimulai dari penyelenggaraan talkshow peran Experiential Learning pada Capacity Building di Indonesia, Workshop Kompetensi Experiential Learning, Table Top, Ice Breaking Competition antaranggota AELI, Adventure Race, Camping bersama dan selebrasi puncak acara di camping ground Coban Putri.
"Ini merupakan bentuk rasa syukur dan peneguhan tekad kami untuk terus berkontribusi ikut serta mengambil peran dalam membangun bangsa melalui kegiatan capacity building", ungkap Andrea Angga selaku ketua panitia HUT AELI ke 17 yang dalam keseharian dikenal sebagai outbound provider Ciliwung Camp, Malang.
Sementara itu Je Abdul, ketua AELI DPD (Dewan Pengurus Daerah) Jawa Timur merasa bangga, karena Jawa Timur dipercaya oleh DPP (Dewan Pimpinan Pusat) AELI sebagai tuan rumah dan penyelenggara hajatan akbar ini.
Collaboration in Action: Komitmen Berkolaborasi dalam Aksi mewujudkan Visi Misi AELI
"HUT AELI ke-17 adalah momentum bagi seluruh pengurus dan anggota AELI se-Indonesia untuk berkolaborasi dalam Aksi, demi mewujudkan Visi Misi AELI, yaitu menjadi wadah bagi para praktisi dan provider EL di Indonesia untuk menjadi ahli dalam pelaksanaan Program Capacity Building di Indonesia," ucap Gigih Gesang, Sekjen DPP AELI dalam keterangan resmi, Kamis (13/6/2024).
"AELI, semakin erat untuk bersatu, membangun solidaritas untuk berjaya, AELI bersatu berjaya". (Gabriel Bobby)