PATADaily.id - Jakarta - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta bekerja sama dengan Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim (PRM) bertajuk “Peluang dan Tantangan Pengembangan Wisata Ramah Muslim Menuju Jakarta Kota Global”.
Acara ini berlangsung di Ballroom 1, JS Luwansa Hotel, Kuningan, Jakarta selama dua hari, 17-18 September 2024, mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai. Acara ini bertujuan memperkuat peran Jakarta sebagai destinasi wisata ramah Muslim yang kompetitif di pasar global. Riyanto Sofyan, Ketua Umum PPHI, menyatakan, "Setelah Pandemi Covid-19 Industri Pariwisata melesat bangkit, kami melalui Bimtek ini, bertujuan memberikan kesempatan pelaku industri pariwisata untuk bangkit lebih cepat dan berkembang secara berkelanjutan serta dapat bersaing secara global memanfaatkan perkembangan internet agar Jakarta bisa mengkapitalisasi pasar wisata Muslim yang terus berkembang."
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 360 peserta, termasuk para pelaku industri dari sektor hotel, restoran, agen perjalanan, serta perwakilan pemerintah daerah DKI Jakarta dan delegasi internasional dari Malaysia, Timur Tengah, Amerika Serikat, dan Kanada.
Sementara Andhika Permata, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, yang diwakili oleh Sonti Pangaribuan, Kepala Suku Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu menyampaikan, “Pariwisata Ramah Muslim tidak hanya focus pada fasilitas ibadah, makanan halal, ataupun akomodasi semata, tetapi juga mencakup pelayanan yang lebih inklusif serta mengedepankan keramahan khas yang mencerminkan ragam budaya Indonesia, dan menekankan pentingnya kerja sama antar sektor untuk memperkuat posisi Jakarta sebagai destinasi wisata ramah Muslim global.”
Secara umum Rangkaian Bimtek ini bertujuan:
1. Meningkatkan Kapasitas dan Pemahaman: Membekali pelaku industri dengan pengetahuan tentang pengembangan produk wisata ramah Muslim yang bersaing di pasar global.
2. Mendorong Kolaborasi: Membangun sinergi antara pemangku kepentingan pariwisata untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang ramah Muslim dan berkelanjutan.
3. Memanfaatkan Peluang Pasar: Mengkapitalisasi permintaan global terhadap destinasi wisata ramah Muslim, khususnya Jakarta yang kini bertransformasi setelah peralihan statusnya sebagai ibu kota.
Selama acara, B2B Business Meeting juga digelar dengan melibatkan pelaku usaha dari dalam dan luar negeri (Indonesia, Malaysia, Timur Tengah, dan Amerika/ Kanada untuk mempertemukan pelaku usaha lokal dan internasional.
"Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan Jakarta dapat mengoptimalkan potensinya sebagai kota global yang ramah Muslim, meningkatkan daya saing industri pariwisata lokal, serta memberikan pengalaman wisata yang nyaman dan inklusif bagi wisatawan Muslim dari seluruh dunia," tutur Riyanto dalam keterangan resmi, Selasa (17/9/2024). (Gabriel Bobby)