PATADaily.id - Terletak tak jauh dari Benteng Willem II di Ungaran tepatnya di Jalan Brigjen Sudiarto, wisatawan dapat menjumpai sebuah rumah dengan artistik seni Bali dengan halaman luas. Rumah itu adalah kediaman pribadi Pahlawan Nasional Jenderal Gatot Soebroto yang sudah diresmikan sebagai Museum Privat Gatot Soebroto.
Mengunjungi Museum ini bukan saja kita dapat melihat benda-benda pribadi milik sosok jenderal yang mempunyai hobi berburu dan selalu identik dengan cangklongnya, lebih dari itu traveler bisa melihat perjalanan karier dari seorang jenderal yang mempunyai predikat Jenderal Tanpa Sekat dan Jenderal yang Mengayomi.
Predikat yang sangat menarik untuk dapat lebih mengenal pribadi Gatot Soebroto yang pernah menjabat sebagai Wakasad (Wakil Kepala Staf Angkatan Darat) periode tahun 1956 hingga tahun 1962.
Diberi predikat sebagai Jenderal tanpa sekat karena beliau adalah sosok pribadi yang dekat dan bergaul akrab dengan rakyat. Julukan lainnya adalah Jenderal yang Mengayomi karena beliau adalah sosok pemimpin yang berani, tegas namun memiliki pendekatan humanis pada anak buahnya.
Menurut salah seorang cucu Jenderal Gatot Soebroto, Lawrence Locsin Sardjono tujuan pembukaan Museum ini agar generasi muda dapat lebih dekat mengenal sosok sang kakek dan lebih dari itu generasi penerus negeri ini dapat meneladani sikap hidup Jenderal Gatot Soebroto yang selalu mengayomi dan bergaul akrab dengan siapa pun.
Museum yang belum genap 1 tahun diresmikan diharapkan dapat terus berkembang dengan menambah koleksi dan semakin dikenal masyarakat luas.
Buat siapa saja yang tertarik mengunjungi museum ini bisa menghubungi nomor telepon 0813-1011-9533 untuk membuat perjanjian kunjungan yang akan selalu disambut hangat oleh Lawrence sebagai pengelola Museum.
Silakan mengunjungi museum ini agar kita dapat semakin mengenal sosok dan pribadi Jenderal Gatot Soebroto. Lengkapi juga kunjungan dengan berziarah ke makam almarhum yang terletak tak jauh dari museum ini. Selamat berkunjung karena tak kenal maka tak sayang. (Artikel ini ditulis Graece Tanus, penulis pariwisata dan konten creator Graece Journey)