PATADaily.id - Jakarta - Shio setiap Imlek tiba menjadi menarik bagi masyarakat Indonesia.
Ya, meski tradisi Imlek mulanya dimulai di Tiongkok namun di Indonesia berkembang lantaran kini sudah tidak hanya sebatas warga Tionghoa namun kini dirayakan bersama oleh masyarakat Indonesia sebab tradisi Imlek membuat toleransi masyarakat di negeri ini diyakini menjadi lebih erat.
"Pada 2025 menjadi Tahun Ular Kayu," kata Adharta Ongkosaputra, Ketua Umum KRIS (Kill Covid-19 Relief International Services) ketika ditemui di kantornya, Senin (3/2/2025).
Adharta menjelaskan, ada 12 shio yang semuanya itu adalah binatang. Namun, hanya ada 1 binatang, yakni Naga yang tidak pernah ada di dunia karena Naga dianggap sebagai binatang mitos.
Adapun China sangat kental dengan kisah naga. Adharta mengatakan, yang pernah ada di dunia adalah dinosaurus. Namun, menurutnya, Naga menjadi pilihan dalam 12 shio sebab melambangkan kebesaran karena pada masa lalu ada raja dengan simbol kuat, besar, dan berpengaruh.
"Karena raja adalah penguasa yang luar biasa sehingga ada sifat raja yang membuat Naga masuk dalam 12 shio," ucapnya. Adharta mengatakan, pada 2025 Indonesia masuk dalam shio Ular Kayu.
"Shio Ular sangat bagus. Dilihat dari sisi positif, ular dikenal cerdik. Dari sisi religius, seperti dalam Kitab Susi, ular yang menggoda perempuan untuk makan buah pengetahuan," ungkapnya.
Jadi, lanjutnya, orang dalam shio Ular dikenal sebagai orang yang cerdas.dan pandai. Adharta menyebut Ular adalah binatang yang tidak punya kaki dan tidak punya tangan.
Sementara binatang lainnya punya. Namun, meski tidak punya kaki dan tangan, Ular ternyata tetap bisa hidup. Sehingga, menurut Adharta, setiap manusia hidup memiliki keterbatasan namun untuk bisa bertahan hidup harus penuh semangat untuk berjuang demi hidup.
Sementara ada unsur kayu, logam, api, tanah, dan air. "Setiap shio berlangsung selama 12 tahun. Shio dijumlahkan dengan susunan bintang. Sedangkan posisi bintang di langit selalu berubah," terangnya.
Sehingga, lanjutnya, shio Ular Kayu akan muncul lagi 60 tahun lagi karena harus berganti dengan unsur lainnya. Ia mengemukakan, pada masa lampau, manusia sudah bisa membaca bintang.
Jadi, lanjutnya, sudah sejak lama manusia belajar mengenai alam ini, contohnya dengan mengetahui posisi bintang di langit. "Kayu sangat bermanfaat sebab banyak membantu manusia dalam kehidupan selama ini," jelasnya. (Gabriel Bobby)