Citros (Ist)
Jalan-jalan di Cirebon bakal lebih asyik. Karena sebentar lagi bakal ada Cirebon Tourism On Bus (Citros) yang siap mengantarkan para penumpangnya ke sejumlah destinasi wisata. Adapun Citros di-launching pada 23 Februari 2019. Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat menjelaskan, Citros hanya melayani perjalanan reguler khusus dan carter. "Tapi prototipenya baru satu yaitu bus reguler. Pengoperasian Citros dilakukan secara resmi oleh Koperasi Warga Angkutan Cirebon (Kowatron). Citros akan dilengkapi dengan layar LCD yang berisi tentang informasi potensi wisata dan visi misi Cirebon," jelas Sultan Arief, Rabu (20/2/2019). Bus akan melewati sejumlah rute, mulai dari Trusmi, Plered, Jalan Ir H Juanda, Pilang Raya, Slamet Riyadi, Komplek Makam Sunan Gunung Jati, Jalan Siliwangi dan Jalan Veteran. Selain itu, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Yos Sudarso, Keraton Kasepuhan, Pulasaren, Lawanggada, Kesambi, Gua Sunyaragi, Jalan Pemuda, Jalan Cipto Mangunkusumo, Jalan Tuparev dan Jalan Ir H Juanda. "Selama dalam perjalanan, para penumpang Citros akan didampingi seorang pemandu wisata. Penumpang bisa mengunjungi berbagai destinasi wisata yang ada di sepanjang rute yang dilalui," tambah Sultan Arief. Citros hanya akan berhenti di halte khusus yang sudah ditetapkan. Karenanya, penumpang Citros tidak bisa turun di sembarang tempat atau di luar jalur destinasi wisata. Meski tidak memiliki jalur khusus seperti Busway di Jakarta, operasional Citros tidak akan mengganggu aktivitas angkutan umum dalam kota. Selain itu, Citros pun hanya akan beroperasi pada waktu tertentu saja. Bus ini memiliki kapasitas 30 penumpang. Bakal dikemudikan oleh seorang supir yang akan digaji secara khusus. Juga didampingi oleh seorang guide. Penumpang yang akan menaiki bus ini akan dikenakan biaya sebesar Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu. "Sistem pembayarannya dengan uang elektronik. Sehingga lebih praktis dan mendukung gerakan nasional non tunai (GNNT)," kata Sultan Arief dalam siaran pers yang diterima patainanews.com pada akhir pekan lalu. Disebutkannya, Citros tidak jauh berbeda dengan Bandros yang ada di Bandung. Namun, pengelola akan memberikan nuansa Cirebon dalam badan bus Citros, seperti warna biru laut maupun batik Mega Mendung. Sementara Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara mengimbau agar masyarakat ikut bersama merawat bus wisata tersebut dan tidak berbuat iseng seperti mencoret-coret bus. "Mudah-mudahan awet. Masyarakat juga pelihara, jangan naik terus corat-coret. Karena bis ini sangat bermanfaat dan menjadi kebanggaan Kota Cirebon," kata Ukus Kuswara. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, di Eropa dan Amerika, bus untuk city tour itu selalu ada, terjadwal, dan berbayar. Bus itu putar-putar kota sampai menjangkau semua destinasi yang ada di kota itu. Sekali bayar, orang bisa naik turun di mana saja, halte yang sudah disediakan. "Apa yang dilakukan oleh Kota Cirebon itu bagus. Dan kalau sudah mulai ramai, private sector bisa ikut berinvestasi di akses muter-muter itu. Tinggal menemukan model bisnis-nya saja," kata Menpar Arief Yahya. (Gabriel Bobby)