PATADaily.id - Jakarta - Jamu sebagai minuman tradisional warisan khas Nusantara kini semakin diminati kalangan anak milenial dan Gen Z. Karenanya Acaraki The Art of Jamu berupaya mengajak mereka tidak hanya sebatas untuk menikmati jamu namun juga mulai belajar untuk meracik jamu sehingga anak milenial dan Gen Z ikut melestarikan jamu.
Patut diapresiasi apa yang dilakukan Acaraki sejak tahun lalu, yakni sekitar Mei 2024 lalu dan terus dilakukan hingga Januari 2025. Proses belajar itu rupanya mengundang minat anak milenail dan Gen Z untuk menjawab keingintahuan mereka bagaimana cara meracik jamu.
Maka PATADaily.id pada Sabtu (11/1/2025) ikut bergabung di Acaraki yang ada di kawasan destinasi wisata Kota Tua, Jakarta Barat meliihat langsung begitu antusiasnya anak milenial dan Gen Z mengikuti proses belajar meracik jamu yang dipandu Risyanto, peracik jamu (Acaraki) di Acaraki The Art of Jamu.
Mia, seorang peserta menjelaskan bahwa ia dan seumlah teman-temannya tertarik mengikuti kelas workshop belajar meracik jamu di Acaraki dari media sosial Instagram. Terlihat Mia dan kawan-kawannya serta peserta lainnya tampak serius mengikuti kelas meracik jamu ini.
Menurut Jony Yuwono, owner dan founder Acaraki, meracik jamu itu untuk melestarikan jamu karena selama ini jamu identik yang meracik adalah ibu-ibu jamu gendong yang kebanyakan mulai sepuh.
Kota Tua Jakarta merupakan salah satu destinasi unggulan. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Wamenekraf/Wakabekraf) Irene Umar ingin agar kawasan itu lebih diperjuangkan para pelaku ekonomi kreatif agar berskala global sekaligus menghasilkan investasi.
“Kita harus yakin bahwa pejuang ekraf punya mental baja bisa memajukan Kota Tua Jakarta sebagai bentuk investasi. Kota Tua ini sudah dilirik sejak lama jadi destinasi yang amat seksi sehingga mengingatkan kembali anak muda untuk terus berkreasi. Secara pondasi tradisi, Kota Tua sudah memiliki landmark yang harus dibuat aktivasinya,” kata Wamenekraf Irene saat meninjau Kota Tua Jakarta pada Kamis, 23 Januari 2025.
Wamenekraf Irene turut mengapresiasi kawasan Kota Tua Jakarta yang menjadi destinasi unggulan menuju momentum 500 Tahun Jakarta. Kawasan ini berperan penting sebagai titik awal pembangunan peradaban Kota Jakarta dan memiliki peluang dalam pengembangan koridor ekonomi kreatif.
Menurut Wamenekraf Irene, konsep-konsep aktivasi kawasan yang bisa dilakukan seperti aktivasi kanal kali besar, atraksi air mancur, building immersive mapping, drone show, pop up market, mini concert, instalasi seni, board game jelajah batavia, aktivasi museum, dan spot fotografi. Wamenekraf Irene mengungkapkan pengembangan Kota Tua Jakarta sebagai pemantik untuk aktivasi menghargai sejarah sehingga arsitektur ikonik tetap jadi aset yang menarik.
Wamenekraf Irene tak sendiri saat menyambangi Kota Tua Jakarta. Turut hadir Yovie Widianto selaku Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif dan Teguh Setyabudi sebagai PJ Gubernur Jakarta.
“Tempat-tempat yang indah di Kota Tua Jakarta bisa jadi pusat ekonomi, pusat sejarah, dan pusat budaya seperti apa tumbuh kembang aktivasi ruang. Banyak sekali instalasi seni yang bisa dibicarakan lebih lanjut dengan Gubernur Jakarta yang baru nanti. Ini jadi awal dan akan ada pembahasan ke depan sehingga mendorong daya tarik ruang,” ujar Yovie Widianto.
Sejumlah titik di Kawasan Kota Tua turut disambangi seperti Jembatan Kota Intan, Lokasi Binaan UMKM, dan Museum Sejarah Jakarta. Tampak antusiasme pelajar dan masyarakat terasa kuat sehingga konektivitas pengalaman bisa mencerminkan semangat people of batavia.
“Tadi baru saja tur melewati berbagai titik di Kota Tua. Tempat ini sebagai awal dari pusat sejarah yang bisa kita tata ulang bersama. Kelola Kota Tua Jakarta tak hanya cukup peran dari tingkat Provinsi saja, harus ada sinergi dari instansi Kementerian terkait supaya ada arahan penguatan narasi seperti apa identifikasi konsep aktivasi dan kolaborasi,” sambung Teguh Setyabudi.
Dalam kunjungan itu Wamenekraf Irene turut didampingi sejumlah pejabat Kemenekraf yaitu Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Yuke Sri Rahayu, Direktur Konten Digital Yuana Rochma Astuti, Direktur Fasilitasi Infrastruktur Fahmy Akmal, serta Plt Direktur Seni Rupa dan Seni Pertunjukan Dadam Mahdar. (Gabriel Bobby)