CULTURAL/HERITAGE

Penganugerahan Muri Jamulogi

post-img

PATADaily.id - Jakarta - Penulis Buku ini apt Fajar Prasetya, M.Si., Ph.D, mendapatkan Piagam Penghargaan Museum Rekor Dunia dan Indonesia sebagai Penulis Pertama buku Jamulogi pada 22 April 2024, bertempat di Jaya Suprana Institute. 

"Pada buku ini dijabarkan mengenai Jamu berbasis Filosofi Djampi Oesodo sebagai penyempurnaan farmasi karena jamu memberikan dampak fisiologis (secara biokimia) melalui molekul metabolit primer dan sekunder yang terkandung di dalam jamu yang membawa energi bebas/potensial ikatan dan energi konformasi pada metabolit primer maupun sekunder yang menyebabkan mesin biologi (protein) tubuh akhirnya menyebabkan perubahan fisiologis," katanya ketika dihubungi PATADaily.id, Kamis (1/8/2024).

Namun, lanjutnya, jamu juga masuk ke dalam pemanfaatan wilayah psikis untuk memengaruhi fisiologis. Fakta dan bukti tentang fenomena ini sangat sering dijumpai di kehidupan sehari-hari, seperti saat kita teringat tentang hal yang begitu menyedihkan atau juga yang begitu menyenangkan pada dimensi kesadaran, kemudian secara spontan mekanisme fisiologis tubuh manusia seperti menghasilkan air mata, hidung berair, dan peningkatan detak jantung serta pernafasan. 

Menurutnya, fenomena atau fakta hubungan antara perubahan psikis (kesadaran) dengan perubahan fisiologis manusia terkuatkan dengan hasil riset yang dilakukan di Relativistic Heavy Ion Collider (RHIC) – DOE’s Brookhaven National Laboratory – U S Department of Energy Office of Science user facility for nuclear physics research, collisions of light produce matter of pure energy. Data atau bukti ini juga sesuai dengan informasi penciptaan alam semesta yang dimulai dari penciptaan energi yang telah diinformasikan dalam Islam, yakni “Sungguh Allah menciptakan nur (cahaya/energi) Nabimu sebelum segala sesuatu (hadits riwayat sahabat Jabir RA). 

Jika seluruh materi di dunia ini terbentuk dari cahaya/energi yang pada akhirnya memiliki massa, intensitas dan panjang gelombang, phase dan vector, frekuensi, dan sifat bermacam-macam, maka jelas terlihat bahwa ada kesadaran yang mengatur cahaya/energi tersebut yang menjadikan materi yang berbeda-beda yang menjadikan satu hukum Allah (Sunnatullah) karena “sesungguhnya hanya Dia-lah yang memiliki sifat wujud”.

Pernyataan ini menunjukkan ‘Jamu (Djamoe)’ merupakan bukti bahwa bangsa kita telah memiliki human advance technology yang tinggi karena mampu membuat mahakarya warisan budaya dan spiritual pada jamu sebagai nilai hingga metode dan teknik holistic. Selain itu, kesadaran untuk mencapai dan memelihara kesehatan tidak cukup pada level materi molekul kimia bahan alam (saat itu) dan molekul kimia sintetik (saat ini), namun juga perlu melibatkan level energi (fisika) dan level psikis (dimensi kesadaran).

Jamu dengan filosofi Djampie Oesodo dan dasar negara Indonesia Ketuhanan yang Maha Esa, memperluas definisi obat untuk kesehatan pada level spiritual, psikis, energi, molekul kimia, tenaga fisik (dengan alat kesehatan maupun tanpa alat kesehatan, seperti pijat). Kesimpulan yang dapat diambil adalah untuk sehat, manusia harus masuk dan mengatur semua dimensi/level tersebut dan jawabanya adalah Jamu. (Gabriel Bobby)




Artikel Lainnya